Putin Melawat ke Korut
BeritaNasional.com - Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada Korea Utara (Korut) atas dukungannya terhadap invasi ke Ukraina. Putin mengatakan, kedua negara akan bekerja sama secara erat untuk mengatasi sanksi-sanksi Barat menjelang kunjungan dua harinya ke negara tersebut.
Komentar tersebut merupakan bagian dari artikel opini yang dicetak di media pemerintah Korea Utara pada Selasa pagi (18/6/2024), sesaat sebelum Putin diperkirakan tiba di Pyongyang untuk menghadiri pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Kami sangat mengapresiasi DPRK dengan tegas mendukung operasi militer khusus Rusia yang dilakukan di Ukraina,” tulis Putin dalam artikel yang dimuat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) itu.
Dia mengatakan, kedua negara sekarang secara aktif mengembangkan kemitraan di banyak sisi. Salah satunya mempertahankan garis dan pendirian umum antara Moskow dan Korea Utara di PBB.
Putin menulis bahwa kedua negara juga akan menjalin hubungan yang lebih erat di bidang pariwisata, budaya dan pendidikan.
Satu-satunya kunjungan Putin ke Korea Utara terjadi tidak lama setelah ia pertama kali mengambil alih kekuasaan, tepatnya pada Juli 2000. Pada saat itu, ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il, masih berkuasa dan negara tersebut baru saja keluar dari bencana kelaparan serius yang terjadi pada tahun 1990an.
Namun, Kim Jong Un mengunjungi Rusia tahun lalu dalam perjalanan luar negeri yang cukup jarang terjadi, di mana Kim Jong Un dan Putin menekankan potensi kolaborasi di bidang-bidang seperti teknologi luar angkasa.
Dengan semakin terisolasinya Rusia akibat sanksi internasional, dan mengingat status ini sudah menjadi norma bagi Korea Utara selama beberapa dekade, kedua sekutu bersejarah ini memiliki lebih banyak insentif untuk bekerja sama dalam beberapa tahun terakhir.
Korea Selatan, AS, dan Ukraina menuduh Korea Utara mengirimkan senjata ke Rusia, yang merupakan pelanggaran sanksi PBB, sebagai imbalan atas bantuan teknis untuk program satelitnya yang baru lahir. Rusia dan Korea Utara telah membantah hal ini.
Dikutip dari DW, Pyongyang secara khusus menyebut tuduhan tersebut tidak masuk akal.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu