Kakek Bawa Pulang Jenazah Cucunya Naik Ojol, Tak Mampu Bayar Ambulans

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 20 Juni 2024 | 17:00 WIB
Kakek Arsyad terpaksa bawa jenazah cucunya naik ojol (Foto/BBC)
Kakek Arsyad terpaksa bawa jenazah cucunya naik ojol (Foto/BBC)

BeritaNasional.com - Kisah memprihatinkan ini datang dari sebuah keluarga di Sulawesi. Seorang kakek di Makassar, Sulawesi Selatan terpaksa menggendong jenazah cucunya dengan menumpang ojek online untuk membawanya pulang karena sang kakek tidak bisa membayar sewa ambulans sebesar Rp 800.000.

Peristiwa ini menyebabkan gelombang keprihatinan dan kemarahan di masyarakat. Pengelola rumah sakit dan pemerintah daerah dianggap tidak becus dalam melayani masyarakat.

Seharusnya Arsyad bersuka cita ketika cucunya lahir. Dia bahkan sudah menyiapkan sebuah nama untuk sang cucu yakni, Aco. Namun sayangnya cucu lelakinya itu meninggal dunia tak lama kemudian akibat gangguan pernapasan.

Sebenarnya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Tadjuddin Chalid, Makassar, menyediakan ambulans, namun ternyata tidak gratis.

Akibatnya Arsyad kebingungan. Dia tak memiliki uang sebesar Rp 800.000 untuk menyewa ambulans. Padahal dia harus segera pulang membawa pulang jenazah cucu kesayangannya.

“Iya saya tidak mampu membayar mobil ambulans. Saya tidak sanggup. Pekerjaan saya hanya mancing,” ungkap Arsyad.

Beberapa orang yang berada di dekatnya kemudian membayar tukang ojek online untuk mengantar kakek dan jenazah cucunya agar bisa pulang.

Diantar sopir ojek online bernama Darmawansyah, mereka kemudian menempuh perjalanan sekitar 30km.

Dikutip dari BBC, mereka meninggalkan Kota Makassar menuju rumah keluarga sang kakek di Pulau Sarappo Caddi, sebuah pulau kecil di gugusan Kepulauan Spermonde, perairan Selat Makassar.

Peristiwa ini kemudian melahirkan kegeraman dan keprihatinan di masyarakat, setelah video perjalanan naik ojek online itu viral di media sosial.

Pengamat kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia, Hermawan Saputra, menyebut insiden jenazah bayi di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid adalah sesuatu yang memprihatinkan.

Hermawan menegaskan RSUP Dr. Tadjuddin Chalid harus melakukan audit layanan dan mengevaluasi siapa pun yang bertanggung jawab atas kejadian ini.

“Seharusnya untuk pengantaran jenazah pulang adalah tanggung jawab fasilitas kesehatan dan pemerintah setempat,” ujar Hermawan kepada wartawan Amahl Azwar yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

“Jadi, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi masyarakat tidak mampu. Seharusnya ada kerja sama institusi pemerintah yang meng-cover itu.”

Di lokasi itu, ada driver ojek online bernama Darmawansyah. Namun sungguh, Darmawansyah tak menyangka akan mengantar pulang seorang kakek dan jenazah cucunya.

Awalnya dia mengaku dipanggil petugas setelah selesai mengantar pesanan makanan ke rumah sakit. Petugas itu menanyakan apakah dia bersedia dibayar Rp 150.000 untuk membantu orang susah ke RSUD Batara Siang Pangkep.

Setelah mengetahui kisah Kaker Arsyad dan melihat jenazah bayi yang dibungkus dengan sarung. Darmawansyah pun teringat keponakannya yang pernah terpaksa diantar menggunakan motor ke rumah sakit.

“Saya iba, kasihan. Si Kaker sampai diminta Rp 800.000 untuk sewa ambulans,” ujar Darmawansyah.

Darmawansyah pun mengantar Arsyad dan jenazah cucunya ke RSUD Batara Siang dengan menempuh jarak sejauh 53 kilometer. Dia kemudian mengunggah video perjalanannya ke jejaring media sosial.

Videonya itu langsung viral dan menjadi pembicaraan khalayak pada akhir pekan silam.

Pelaksana harian (Plh.) Direktur Utama RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, Angriany Rauf, dalam keterangan tertulis menyatakan pihak manajemen sangat menyayangkan kejadian tersebut.

Menurut Angriany, seorang petugas Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenazah di rumah sakit yang bernama Herman saat itu berkomunikasi dengan Arsyad untuk memulangkan jenazah.

Angriany menjelaskan mobil ambulans yang tersedia di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid digunakan mengangkut pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit lain.

Adapun untuk pengangkutan jenazah, RSUP Dr. Tadjuddin Chalid bekerja sama dengan pihak ketiga. Namun, ketika Herman menawarkan mobil jenazah mitra, Arsyad menyatakan tidak mampu membayarnya.

Di sisi lain, pihak keluarga berharap agar jenazah bayi dapat segera dipulangkan mengingat jarak yang jauh dari rumah sakit ke rumah mereka di seberang pulau.

“Herman berinisiatif sendiri mencari ojol kemudian menawarkan bantuan pribadinya dengan memberikan uang sebesar Rp 150.000 agar jenazah bisa dibawa pulang ke Pangkep,” terang Angriany yang menyebut pihak RS memohon maaf atas kejadian tersebut.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: