Menakar Kebijakan Capres AS Joe Biden dan Donald Trump soal Imigran Ilegal

Oleh: Tarmizi Hamdi
Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
Donald Trump (kiri) dan Joe Biden. (Foto/istimewa).
Donald Trump (kiri) dan Joe Biden. (Foto/istimewa).

BeritaNasional.com - Kebijakan calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Donald Trump soal imigran ilegal saat kampanye sangat bertolak belakang.

Dilansir dari VOA Indonesia, petahana Joe Biden melindungi imigran ilegal yang menikah dengan warga AS. 

Sebaliknya, capres Partai Republik Donald Trump mengatakan bahwa dirinya akan melakukan deportasi besar-besaran. Keduanya pun berselisih mengenai imigrasi pada debat pertama Pilpres AS 2024.

Presiden Amerika Joe Biden mengatakan beberapa imigran ilegal yang menikah dengan warga AS akan diizinkan mengajukan permohonan izin tinggal permanen tanpa harus meninggalkan Amerika melalui program pembebasan bersyarat yang baru.

“Pasangan-pasangan suami istri ini telah membesarkan keluarga, menyekolahkan anak-anak dan mengantar mereka ke gereja, membayar pajak, berkontribusi pada negara kita selama sepuluh tahun atau lebih,” ungkapnya yang dikutip dari laman VOA Indonesia pada Senin (8/7).

Langkah Biden ini dinilai sebagai kebijakan untuk memperbaiki persoalan melonjaknya jumlah imigran di perbatasan selatan hingga mencapai rata-rata harian 2.500 orang.

"Saya tidak tertarik bermain politik di perbatasan atau mengenai imigrasi. Saya tertarik untuk memperbaikinya,” ujarnya.

Penangguhan suaka tidak mencakup korban perdagangan orang, migran yang menghadapi keadaan darurat medis, atau anak-anak tanpa pendamping.

Sementara itu, Trump mengatakan rencana Biden untuk mereka yang menjadi pasangan warga negara AS adalah serangan langsung terhadap demokrasi Amerika.

“Ketika saya terpilih kembali, rencana amnesti ilegal Joe Biden akan dibatalkan dan dibuang pada hari pertama saya kembali menjabat,” ujar Trump.

Trump menjanjikan deportasi besar-besaran. Dia berkomitmen memulai deportasi besar di AS setelah dirinya dilantik sebagai presiden.

“Kami tidak punya pilihan. Sesaat setelah pelantikan saya, kita akan memulai operasi deportasi domestik terbesar di Amerika. Kita tidak punya pilihan karena ini tidak bisa dibiarkan,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: