Musim Kemarau Tapi Kenapa Sering Hujan?

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 09 Juli 2024 | 17:00 WIB
Hujan lebat mengguyur (Foto/Freepik)
Hujan lebat mengguyur (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Kalau mengacu pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun 2024 ini musim hujan terjadi pada November 2023 dan berada di puncaknya sekitar bulan Januari hingga Februari 2024. 

Sedangkan awal musim hujan umumnya berkaitan dengan peralihan angin muson timur menjadi angin muson barat. Menurut BMKG, Angin Muson Timur diprediksi masih aktif hingga November 2024, terutama di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, Angin Muson Barat diprediksi akan datang lebih lambat dari biasanya.

Menurut prediksi BMKG, musim hujan tahun ini menyeluruh ke semua wilayah di Indonesia pada bulan Maret hingga April. Berarti seharusnya pada bulan Juli ini sudah memasuki musim kemarau, tapi kenapa hujan masih sering melanda wilayah-wilayah di Indonesia?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Meskipun demikian, hujan masih sering turun di banyak wilayah di Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Namun, ia menekankan, meskipun musim kemarau, hujan masih dapat terjadi, meskipun dengan intensitas curah hujan di bawah 50 mm per dasarian.

Guswanto menyebutkan, ada potensi peningkatan curah hujan yang signifikan dalam sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia. 

Penyebab meningkatnya curah hujan yakni disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional hingga global yang signifikan, termasuk aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua. 

Selain itu, suhu permukaan laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia juga ikut berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan di wilayah tersebut.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diperkirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5 - 11 Juli 2024. Wilayah-wilayah yang dimaksud meliputi Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Maluku, dan Pulau Papua.

Dikutip dari Antara, Andri meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir bandang, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan, dataran tinggi, dan sepanjang daerah aliran sungai.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: