Banyak Sushi Dibuang oleh Seantero Minimarket di Jepang, Masalah yang Susah Diatasi

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Jumat, 26 Juli 2024 | 05:00 WIB
Minimarket Jepang banyak yang membuang sushi (Foto/Pixabay)
Minimarket Jepang banyak yang membuang sushi (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Selama ini sushi masih jadi makanan mahal di Indonesia. Banyak restoran Jepang di Jakarta maupun Bali yang menyediakan menu sushi berbagai pilihan kisaran harga bisa antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.

Namun ternyata makanan yang dianggap mahal di Indonesia itu, di negara aslinya Jepang sering berakhir di tempat sampah. 

Minimarket di seantero Jepang seringkali membuang makanan yang masih layak dikonsumsi. Termasuk sushi juga sering dibuang ke tempat sampah jika tidak habis dijual.  Para aktivis di Tokyo pun berupaya mengubah kebiasaan itu.

Riko Morinaga, seorang aktivis di Tokyo dan aktivis lainnya mengunjungi 101 minimarket di Jepang untuk mencatat jumlah sushi ehomaki yang tersisa di rak-rak setelah lewat pukul 21.00. Jumlahnya ternyata sangat mengejutkan.

Ketika Morinaga mampir ke Family Mart di dekat stasiun Shibuya pada pukul 21.06, dia menghitung ada 72 gulung sushi. Kemudian di 7-Eleven pada pukul 21.18, dia menemukan 93 gulung sushi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan para aktivis seperti Morinaga dan Rumi Ide, sekitar 55.657 minimarket di Jepang telah membuang 947.121 ehomaki senilai 700-800 juta yen atau setara Rp 70,7 - Rp 80,8 miliar.

Ide kemudian mempublikasikan hasil survei agar warga Jepang sadar betapa banyak sushi yang terbuang sia-sia di tempat sampah. Sushi ehomaki menggambarkan masalah yang lebih luas mengenai limbah makanan di Jepang.

Sushi ehomaki menggambarkan bagaimana minimarket di Jepang yang menyajikan makanan cepat basi seperti sushi, sandwich, dan makan malam siap saji berkontribusi pada masalah sampah makanan.

Di balik makanan cepat saji, terang Ide, ada masalah sampah makanan yang sangat banyak dan tidak disadari oleh para konsumen.

Saat mengunjungi beberapa minimarket di Tokyo rak makanan dipenuhi sushi, onigiri, sandwich, salad, makanan cepat saji. Namun meski malam belum benar-benar berakhir, Morinaga mengatakan, banyak makanan sudah dibuang ke tempat sampah.

“Masalahnya adalah kita juga sudah menganggap biasa membuang makanan,” katanya.

Dikutip dari BBC, pada 2020, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Jepang memperkirakan bahwa jaringan swalayan besar di Jepang membuang makanan senilai rata-rata 4,68 juta yen per tahun. Itu setara dengan perkiraan kerugian tahunan mereka sebesar lebih dari 260 miliar yen.

“Sungguh gila betapa banyaknya makanan yang kita buang,” kata Ide. Namun hingga kini masalah membuang sampah makanan itu belum ada cara efektif untuk menyelesaikannya.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: