PMI Pemetik Buah Resah Tak Kunjung Diberangkatkan ke Inggris

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 01 Agustus 2024 | 05:00 WIB
Ilustrasi pemetik buah  (Foto/Picryl)
Ilustrasi pemetik buah (Foto/Picryl)

BeritaNasional.com - Sebanyak 145 orang baru diberangkatkan sebagai pekerja musiman di perkebunan Inggris tahun ini. Mereka hanya memenuhi sedikit dari permintaan sebanyak 500 pekerja migran Indonesia (PMI).

Para pemetik buah itu diberangkatkan oleh PT Mardel Anugerah Internasional, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Perusahaan itu bermitra dengan AGRI-HR, salah salah satu perusahaan Inggris sebagai operator untuk mendatangkan pekerja musiman sektor perkebunan.

Seorang calon PMI Totok mengaku sudah gelisah dan stres akhir-akhir ini. Apalagi Totok sudah dinyatakan lulus pada tahap skrining awal.

“Saya juga sudah menyetor uang Rp 5 juta lewat Forkom. Dijanjikan berangkat bulan Juli, mundur lagi dijanjikan berangkat Agustus. Sekarang belum pasti, ya resah,” ujar Totok.

Forkom (forum komunikasi) sendiri merupakan kelompok pekerja yang dibentuk oleh para mantan pemetik buah pengiriman tahun 2022. Secara resmi, Forkom tidak boleh melakukan perekrutan. Pengurus Forkom membantah melakukan perekrutan untuk PT Mardel.


Seorang calon PMI lainnya Mamat mengaku sudah melewati tiga tahapan tes dan mengeluarkan biaya lebih dari Rp 6 juta. Mamat belum sampai menyetor biaya resmi untuk pemberangkatan ke Inggris.

Dia mengeklaim penarikan dana tetap dilakukan padahal dalam proses seleksi, tapi pihak AGRI-HR menegaskan tidak boleh ada biaya di luar ketentuan. I

ni sesuai dengan keterangan Direktur AGRI-HR, Jan-Willem Naerebout, bahwa para pekerja tidak dibenarkan membayar biaya apapun di luar ketentuan.

“Sampai sekarang saya sudah habis-habisan, terkatung-katung dan tidak kunjung berangkat. Saya kecewa, juga resah,” kata Mamat.

Dia semakin resah ketika baru belakangan mengetahui bahwa umurnya, 51 tahun, dipermasalahkan padahal waktu skrining umur tidak dijadikan patokan.

Dua calon PMI tersebut mengaku tidak keberatan mengeluarkan dana lebih di atas patokan resmi asal ada kepastian pemberangkatan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Mardel Delif Subeki mengatakan, pihaknya sudah memberitahukan kepada para calon tenaga kerja yang telah mendaftar secara daring dan telah mengikuti seleksi mengenai keadaan sebenarnya.

“Bahwa kemungkinan mereka tidak bisa ditempatkan pada tahun 2024 karena keterbatasan order dari pihak farm (perkebunan). Mayoritas mereka menyatakan sanggup menunggu sampai dengan penempatan 2025 bila masih memungkinkan,” kata Delif Subeki.

Direktur AGRI-HR, Jan-Willem Naerebout, mengatakan realisasi penempatan dilakukan berdasarkan permintaan dari pihak perkebunan.

“Sejauh ini kami mendapat permintaan dari perkebunan untuk 158 orang Indonesia. Jumlah permintaan pekerja secara bergelombang sebanyak 500 orang disepakati dengan kedutaan,” kata Jan-Willem Naerebout.

Dikutip dari BBC, PT Mardel menyatakan rekrutmen untuk pekerja musiman ke Inggris tahun ini ditutup sejak Februari karena sudah mempunyai cukup pelamar untuk memenuhi kuota.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: