Laporan: Perusahaan Telekomunikasi dan Media Massa Alami Lonjakan Serangan Siber pada 2024

Oleh: Imantoko Kurniadi
Minggu, 04 Agustus 2024 | 14:00 WIB
Ilustrasi serangan siber. (Foto/Freepik)
Ilustrasi serangan siber. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Menurut laporan terbaru dari Kaspersky, sektor telekomunikasi, media massa, dan pengembangan konstruksi merupakan target utama serangan siber pada paruh pertama tahun 2024.

Telekomunikasi mengalami jumlah insiden terbesar, yang mungkin disebabkan oleh tingginya minat penyerang terhadap data sensitif. Media massa, di sisi lain, sering menjadi sasaran serangan selama konflik internasional, sementara sektor pengembangan konstruksi menarik perhatian pelaku ancaman karena penggunaan subkontraktor yang luas.

Berdasarkan data Kaspersky Managed Detection and Response (MDR) untuk periode Januari hingga Juni 2024, sektor telekomunikasi mencatatkan 284 insiden keamanan siber per 10.000 sistem. Sektor media massa menghadapi 180 serangan per 10.000 sistem, sedangkan sektor pengembangan konstruksi, makanan, dan industri masing-masing mengalami 179, 122, dan 121 insiden.

“Serangan siber yang canggih pada sektor telekomunikasi dapat mengungkap jutaan data pelanggan, termasuk detail kontak, nomor jaminan sosial, dan informasi kartu kredit. Selain itu, serangan ini dapat menjadi jembatan untuk serangan lebih lanjut terhadap klien melalui eksploitasi hubungan tepercaya, menjadikan sektor ini target menarik bagi penjahat siber. Media massa, terutama selama konflik internasional, sering menjadi sasaran perang informasi di mana mereka berperan penting. Sementara itu, perusahaan pengembangan konstruksi yang memiliki arus kas besar dan bergantung pada subkontraktor juga rentan terhadap serangan melalui infrastruktur mitra tepercaya dan spear phishing,” kata Sergey Soldatov, Kepala Kaspersky Managed Detection and Response.

Sektor telekomunikasi juga menghadapi jumlah insiden kritis tertinggi, dengan 32 serangan per 10.000 sistem. Insiden kritis adalah serangan yang digerakkan manusia atau malware dengan dampak signifikan pada infrastruktur perusahaan. Sektor TI mengikuti dengan hampir 12 insiden kritis rata-rata, sementara sektor pemerintah mengalami delapan insiden kritis rata-rata pada paruh pertama 2024.

Secara global, jumlah insiden siber tetap stabil dengan sedikit penurunan. Organisasi cenderung memperkuat langkah-langkah keamanan mereka setelah lonjakan serangan pada tahun 2021-2022.

Kemajuan dalam penilaian kerentanan dan uji penetrasi telah meningkatkan keamanan secara keseluruhan. “Serangan siber sering kali mencerminkan konflik global dan umumnya digerakkan oleh manusia. Lanskap ancaman yang meningkat pada tahun 2021-2022 menyebabkan perhatian lebih besar terhadap keamanan siber di berbagai sektor, yang menghasilkan tingkat keamanan yang lebih tinggi seiring dengan belajar dari pengalaman masa lalu,” tandasSergey Soldatov.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: