Konflik Timur Tengah Memanas, WNI Diminta Tinggalkan Lebanon

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 11 Agustus 2024 | 18:23 WIB
Konflik Timur Tengah memanas (Foto/NBC News)
Konflik Timur Tengah memanas (Foto/NBC News)

BeritaNasional.com - Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Teheran oleh Israel membuat situasi di Timur Tengah makin memanas. Pembunuhan Haniyeh juga membuat konflik Israel-Palestina, Israel-Iran, dan Israel-Hizbullah makin meningkat.

Pembunuhan Haniyeh mengancam jalannya negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk menghentikan perang di Gaza. Negosiasi gencatan senjata makin sulit digapai dengan pembunuhan Haniyeh oleh Israel.

Selain pembunuhan Pemimpin Hamas, Israel juga membunuh Komandan Hizbullah Fouad Shukur. Pembunuhan ini juga semakin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Hamas, Hezbollah dan Iran menuduh Israel berada di balik pembunuhan para pejuang Palestina itu. Namun Israel tidak mengakui pembunuhan Haniyeh hingga kini, 

Suasana di di Timur Tengah semakin memburuk di tengah konflik yang makin memanas. Akibatnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut dan kantor-kantor perwakilan diplomatik Indonesia di Timur Tengah telah menyusun rencana kontijensi untuk mengatisipasi jika terjadi peningkatan konflik yang membahayakan warga Indonesia.

"Dalam konteks rencana kontijensi tersebut, KBRI Beirut telah meningkatkan status siaga kedaruratan, dari Siaga 2 ke Siaga 1. Sebetulnya status Siaga 1 telah ditetapkan tahun lalu untuk wilayah Lebanon Selatan ketika konflik Gaza pecah dan Siaga 2 untuk wilayah beirut dan sekitarnya," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha.

KBRI Beirut kini telah menaikkan status keamanan menjadi Siaga I di seluruh wilayah Lebanon dan memulai langkah-langkah untuk memulangkan sekitar 203 WNI di negara itu. Angka ini di luar 1.232 personel TNI yang tergabung dalam United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

KBRI Beirut telah mengintensifkan komunikasi dengan seluruh WNI di Lebanon, yang sebagian memilih akan tetap tinggal di sana.

"Namun dalam konteks kedaruratan dan dalam rangka mengantisipasi eskalasi lebih lanjut, kami kembali menyampaikan himbauan kepada seluruh WNI di Lebanon untuk meningkatkan kewaspadaan lalu mengikuti langkah-langkah kontijensi yang telah ditearpkan dan ditetapkan oleh KBRI Beirut. Kami meminta kepada para WNI yang ada di Lebanon untuk dapat segera meninggalkan Lebanon," ujarnya.

Pemerintah Indonesia meminta seluruh WNI yang berencana melawat ke Lebanon, Iran, dan Israel untuk menangguhkan keberangkatan hingga situasi lebih aman. Sejauh ini masih ada sejumlah WNI yang berada di Israel untuk berziarah.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: