Istana Jakarta dan Bogor Bekas Belanda, Jokowi: Bau-bau Kolonial Saya Rasakan Setiap Hari

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:59 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur, wali kota, dan bupati se-Indonesia. (Foto/tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden).
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur, wali kota, dan bupati se-Indonesia. (Foto/tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden).

BeritaNasional.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya tinggal di Istana Kepresidenan Jakarta dan Bogor. Dia menyebut Istana Kepresidenan bekas dari kolonial Belanda.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur, wali kota, dan bupati se-Indonesia di Istana Garuda, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Selasa (13/8/2024).

"Jadi kalau istana kita yang ada di Jakarta, yang ada di Bogor itu adalah istana bekas kolonial (Belanda) yang dulunya dihuni. Jadi di istana negara itu dihuni oleh gubernur jenderal Pieter Gerardus van Overstraten," kata Jokowi sebagaimana dilihat dari YouTube Sekretariat Presiden.

"Kemudian istana merdeka saya juga kaget. Ternyata istana negara dan istana merdeka berbeda, dihuni oleh gubernur jenderal Johan Wilhelm van Lansberge kemudian yang di Bogor ternyata juga ada gubernur jenderal Gustaaf Willem Baron van lmhoff," tambah Jokowi.

Disebutkan Jokowi, dirinya hanya ingin menyampaikan bilamana sudah 79 tahun seluruh presiden Indonesia menempati Istana Kepresidenan bekas gubernur jenderal Belanda.

“Saya hanya ingin memyampaikan bahwa itu sekali lagi bahwa itu kalau tadi, bekas Gubernur Jenderal Belanda. Dan sudah kita tempati 79 tahun,” jelas Jokowi.

Jokowi mengatakan dirinya mencium bau-bau kolonialisme di Istana Kepresidenan, baik di Jakarta maupun Bogor. Bahkan, Kepala Negara merasakannya hampir setiap hari.

“Jadi bau-baunya kolonial selalu saya rasakan tiap hari, dibayang-bayangi,” tutur Jokowi.

Karena itulah, Jokowi menyatakan bilamana Indonesia sejatinya bisa membangun ibu kota buatannya sendiri tanpa ada embel-embel kolonial. Salah satunya yang ada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

“Dan sekali lagi kita ingin menunjukkan bahwa kita menunjukka kita punya kemampuan untuk juga membangun ibu kota sesuai dengan keinginan kita, sesuai dengan desain kita tetapi memang masuh memerlukan waktu yang panjang,” tandasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: