Manuskrip Keagamaan Siap Terhubung dengan Lembaga Naskah Kuno Dunia

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Jumat, 16 Agustus 2024 | 05:00 WIB
Ilustrasi manuskrip keagamaan (Foto/Pixabay)
Ilustrasi manuskrip keagamaan (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Puslitbang Lektur, Khazanah, Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama menyatakan, manuskrip keagamaan nusantara yang ada di Kemenag akan terhubung dengan berbagai lembaga naskah kuno dunia supaya bisa diakses secara global.    

"Kita memiliki program pengarusutamaan manuskrip nasional dan global. Kenapa global? Karena kita kan sudah nge-link ke Purpusnas, ke BRIN, ke Kemendikbud, dan ke ANRI. Nanti nge-link juga dengan global," ujar Kepala LKKMO Moh. Isom.

Isom mengatakan, Kemenag tengah melakukan digitalisasi manuskrip kuno. Saat ini sudah ada sekitar 3.000-an manuskrip kuno keagamaan yang ada di Kemenag.   

Seluruh manuskrip yang telah didigitalisasi ini terhubung dengan manuskrip yang ada di Perpusnas, BRIN, Kemendikbud, maupun ANRI. Dengan demikian bisa saling akses satu sama lain.

Ke depan, manuskrip keagamaan kuno ini juga akan terhubung dengan berbagai lembaga yang mengurus naskah kuno seperti DreamSea dari British Library, KITLV Leiden University, University of Hamburg Berlin, serta Arcadia Foundation.

"Nanti akan nge-link. Prinsipnya kita itu bekerja sama, kolaboratif. Yang namanya ilmu itu punya semua. Ilmu itu untuk kemanusiaan dan ilmu itu untuk manusia. Jadi kita bisa saling berbagi. Jadi ini demi membangkitkan kembali keilmuan," katanya.

"Manuskripnya macam-macam ada tafsir, Al Quran, fikih, tasawuf, itu semua di Kementerian Agama," kata Isom.

Ia mengatakan, penting untuk menjaga warisan budaya berupa manuskrip agar tidak hilang, rusak, dan tercecer. Selain itu, ini sebagai upaya konkret untuk menjaga keberlanjutan dan keaslian warisan budaya bangsa.

Isom juga menyebut, perlunya penanganan khusus terhadap manuskrip asli yang rentan terhadap kerusakan akibat beberapa faktor seperti tinta yang luntur, rusaknya bahan media yang digunakan, bencana alam juga lainnya.

Hal lain yang jadi kendala, yakni penyebaran manuskrip yang tidak terpusat. Banyak manuskrip yang masih dimiliki oleh perorangan atau individu yang tidak dijaga secara profesional.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: