Ditinggal Parpol, Anies Terselamatkan Putusan MK dan Berpeluang Maju di Pilgub Jakarta
BeritaNasional.com - Anies Baswedan kembali mendapat angin segar untuk berlenggang di Pilkada Jakarta 2024. Kesempatan ini kembali terbuka usai Mahkamah Konstitusi (MK) mengizinkan partai politik yang tak memiliki kursi di DPRD untuk mencalonkan jagoannya di Pilkada 2024.
Nama Anies tentunya bukanlah nama yang baru di bursa Pilkada Jakarta 2024. Nama eks Gubernur DKI itu selalu merajai survei-survei terkait Pilgub Jakarta.
Terakhir, hasil survei Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) menunjukkan Anies selalu unggul dalam simulasi dua nama melawan Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Kaesang Pangarep.
Sayangnya, situasi politik terus berubah-ubah sesuai dinamika yang terjadi. Anies mulanya diberi karpet merah oleh PKS selaku pemenang Pileg di Jakarta sebagai calon gubernur.
PKS pun mengusulkan kadernya, yaitu Sohibul Iman untuk mendampingi Anies menjadi bakal calon wakil gubernur. Duet keduanya ini dikenal dengan sebutan AMAN.
"Kita sudah berjuang bersama-sama di Jakarta maupun di tingkat nasional bersama PKS, Insya Allah kita berjuang bersama-sama ke depan," kata Anies dalam akun Instagram resminya, Rabu (26/6/2024) lalu.
Sayangnya, PKS masih harus mencari teman untuk berkoalisi mengusung Anies-Sohibul. Sebab, butuh minimal 20 kursi untuk dapat mengusung pasangan calon sendiri. Sedangkan, PKS hanya mendapatkan 18 kursi.
Di tingkat provinsi, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta mengirimkan nama Anies sebagai calon gubernur untuk digodok lebih lanjut oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) partai.
"PKB memutuskan Anies Baswedan menjadi calon tunggal untuk mencalonkan di 2024-2029 Pilkada DKI Jakarta," kata Hasbi di Kantor DPW PKB DKI Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (12/6/2024) lalu.
Usulan tersebut pun ditangkap oleh DPP PKB. Namun, mereka tak sepakat jika Anies dipasangkan dengan Sohibul.
"Itu versi PKS kan, kami punya versi juga. Sampai hari ini kita masih memantapkan siapa pasangan Anies," kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Senin (1/7/2024).
Tak berhenti di dua partai, Anies juga mendapatkan dukungan dari PDI Perjuangan (PDIP) tingkat provinsi alias DPD PDIP DKI Jakarta. DPD PDIP Jakarta ini juga mengirimkan rekomendasi ke DPP untuk mengusung Anies.
Sayangnya, dukungan tersebut bersifat tarik ulur. Belum ada pernyataan secara gamblang dari DPP PDIP untuk mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024.
Di lain sisi, Partai NasDem juga terang-terangan mendukung Anies di Pilkada Jakarta 2024. Pada 22 Juli 2024, Partai NasDem mendeklarasikan dukungannya kepada Anies.
“Sore ini kami telah membulatkan tekat, menyepakati untuk Pilkada 2024, Pak Surya Paloh yang pimpin rapat tadi langsung menetapkan Bapak Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Nasional Demokrat,” kata Sekjen NasDem Hermawi Taslim.
Sayangnya, seluruh situasi manis ini berubah. PKS secara tiba-tiba menyebut bahwa partainya masih mempertimbangkan untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
Pada musyawarah Majelis Syura XI, Presiden PKS Ahmad Syaikhu telah menyatakan sikap bakal bergabung ke barisan Prabowo. Alasannya, karena PKS telah memiliki kedekatan dengan Prabowo sejak lama.
"Karena itu, musyawarah Majelis Syuro yang ke-11 ini mengamanatkan kepada DPP PKS untuk melanjutkan komunikasi yang telah berlangsung baik kepada pimpinan-pimpinan partai, tokoh-tokoh keumatan, tokoh-tokoh kebangsaan sebagai upaya untuk membangun Indonesia yang lebih baik," kata Syaikhu, Sabtu (10/8/2024).
Untuk PKB, memang tak ada pernyataan resmi jika partainya mencabut dukungan kepada Anies. Namun, beberapa elite partai memberi sinyal jika PKB akan mengikuti jejak PKS.
Misalnya, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid yang menyebut dukungannya kepada Anies sempat mulus tetapi seiring perjalanannya waktu terdapat perubahan cuaca.
"Bukan menarik dukungan. Artinya usulan dari DPW PKB DKI belum mulus. Awalnya kan mulus sekali, ternyata cuaca menunjukkan perubahan," kata Jazilul, Senin (12/8/2024).
Selanjutnya, Partai NasDem blak-blakan mencabut dukungan ke Anies. Kala itu, Ketua Umum Partai NasDem berkunjung ke kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Usai keduanya bertemu, Paloh menegaskan partainya tak lagi mendukung Anies.
"Iya, jelas itu (mencabut dukungan ke Anies. Saya sudah beritahu Pak Anies. Pak Anies, 'Anda sebagai adik, ini bukan momen Anda untuk maju pada Pilkada Jakarta Raya. Kita cari momentum yang lebih tepat lagi ke depannya.' Ada pemahaman itu," kata Paloh, Kamis (15/8/2024).
Beloknya ketiga partai ini juga diperjelas saat mereka menghadiri deklarasi Ridwan Kamil-Suswono untuk Pilkada Jakarta 2024 pada Senin (19/8/2024). Oleh karenanya, PKS, PKB, dan NasDem resmi bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
"Kami merasa bergembira bisa membersamai 12 parpol di Pilkada DKI ini, semoga kebersamaan 12 parpol ini adalah cermin kebersamaan kegotong royongan," kata Sekjen PKB Hasanuddin Wahid dalam acara deklarasi tersebut.
Dengan terbentuknya koalisi besar ini, hanya tersisa PDIP sebagai partai yang memiliki kursi di Kebon Sirih tetapi tak memberikan dukungan kepada sosok siapapun di Pilkada Jakarta. Meski ditinggal, PDIP juga tak dapat mengusungkan sendiri calon yang mereka inginkan karena perolehan kursinya tak mencapai syarat minimum.
"Jakarta menjadi percontohan perpolitikan di Indonesia. Jadi kami akan di posisi itu dan kami akan selalu bersama dengan rakyat yang mana rakyat menginginkan ada pilihan-pilihan yang sehat di dalam pertarungan kontestasi kepala daerah, utamanya di Jakarta,” kata Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Senin (19/8/2024).
Sayangnya, gebrakan politik tak berhenti di situ saja. Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan bahwa partai politik yang tidak memiliki kursi di DPRD bisa mencalonkan kepala daerah dengan syarat mendapatkan suara sebesar 7,5 persen.
Tentunya angin segar ini diterima dengan sumringah oleh PDIP. Sebab, mereka tak jadi tak terlibat dalam Pilkada 2024. Hal ini berlaku juga kepada Anies. Mengingat, akan ada partai non-parlemen yang berminat mengusungnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun sudah angkat suara. Hasto berujar, PDIP akan menjalin komunikasi lebih lanjut dengan Anies terkait hal ini.
"Akan lebih lanjut dilakukan komunikasi,” kata Hasto di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (21/8/2024).
Meski demikian, PDIP masih akan menimbang-nimbang terlebih dahulu masukan masyarakat terkait sosok calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang pantas diusung oleh partai banteng tersebut.
“(Soal usung Anies) ya nanti kita lihat aspirasi rakyat, ini kan suatu keputusan yang memberikan angin segar,” ujar Hasto.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu