BMKG Sebut Gen Z dan Alpha Jadi Kelompok yang Terdampak Perubahan Iklim, Kenapa?

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 13:03 WIB
Ilustrasi perubahan cuaca. (BeritaNasional/Elvis).
Ilustrasi perubahan cuaca. (BeritaNasional/Elvis).

BeritaNasional.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut anak muda merupakan kelompok yang akan paling terdampak perubahan iklim. 

Karenanya, kata dia, penting bagi anak muda untuk mau melakukan aksi-aksi nyata dalam pencegahan perubahan iklim. Menurut Dwikorita, fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan serta memicu dampak yang lebih luas. 

Hal itu terlihat dari berbagai peristiwa alam terkait iklim, dari suhu udara yang lebih panas, terganggunya siklus hidrologi, hingga maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia. Maka dari itu, seluruh generasi harus saling berkolaborasi untuk menahan laju perubahan iklim.

"Generasi Z dan Alpha akan menjadi generasi yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim. Karenanya, saya yakin anak-anak muda yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia bisa memberikan dampak signifikan terhadap aksi perubahan iklim," ungkap Dwikorita dikutip dari laman BMKG, Sabtu (24/8/2024).

Dwikorita mengatakan, perubahan iklim global bukanlah kabar bohong (hoax-red) dan prediksi untuk masa depan, melainkan realitas yang dihadapi miliaran jiwa penduduk bumi. Karenanya, fenomena tersebut tidak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele. 

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman pra industri.

Angka ini, tutur Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. 

“Pada tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa,” ucap dia.

Dwikorita mengungkapkan, BMKG sendiri memproyeksi suhu udara di Indonesia akan melompat naik hingga 3,5 derajat celcius dibandingkan zaman pra industri di tahun 2100 mendatang apabila aksi mitigasi iklim gagal dilakukan.

"Sementara Badan Meteorologi Dunia (WMO), menyebut bahwa tahun 2050 mendatang, dalam skenario terburuk maka negara-negara di dunia akan menghadapi tidak hanya bencana hidrometeorologi, namun juga kelangkaan air yang berakibat pada krisis pangan. Jika melihat tahun tersebut, maka dapat dipastikan bahwa Generasi Z dan Alpha lah yang akan paling merasakan," imbuhnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: