Survei: Kesadaran Masyarakat Terhadap Pilkada 2024 Tinggi, Aktivisme Politik Minim

Oleh: Imantoko Kurniadi
Jumat, 06 September 2024 | 00:01 WIB
Bakal Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil. (BeritaNasional/Elvis)
Bakal Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil. (BeritaNasional/Elvis)

BeritaNasional.com -  Tahun 2024 menjadi periode krusial bagi demokrasi Indonesia, dengan berlangsungnya Pemilihan Presiden, Pemilihan Legislatif, serta persiapan untuk Pilkada serentak. Menjelang Pilkada, survei terbaru dari Kawula17 memberikan wawasan mendalam mengenai kesadaran dan aktivisme politik masyarakat Indonesia.

Survei Nasional Kawula17 Q2 2024 menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Indonesia sangat sadar dan antusias terhadap Pilkada, dengan 90 persen mengetahui dan berencana berpartisipasi, tingkat aktivisme politik masih tergolong rendah. Banyak orang hanya berperan sebagai penonton pasif, sementara hanya sebagian kecil yang terlibat aktif dalam kegiatan politik.

“Survei kami menunjukkan bahwa rendahnya tingkat aktivisme politik tidak terikat pada kelompok usia tertentu. Baik yang muda maupun yang tua menunjukkan pola yang sama,” ujar Oktafia Kusuma, peneliti dari Kawula17, dikutip Jumat (5/9/2024).

Survei ini mengungkapkan bahwa meskipun 90 persen masyarakat menyadari Pilkada 2024 dan merencanakan untuk menggunakan hak pilih mereka, hanya 62 persen yang aktif secara politik. Di antara mereka, mayoritas berada dalam kategori “spectator” (40 persen) yang mengikuti berita politik secara pasif. Sementara hanya 13 persen yang tergolong sebagai "aktivis" dan 2 persen sebagai "gladiator", yang aktif dalam partai politik atau organisasi politik.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 55 persen masyarakat jarang atau tidak pernah menghadiri pertemuan warga yang membahas isu lokal, menunjukkan perlunya peningkatan keterlibatan politik sehari-hari.

Tantangan dan Dorongan Aktivisme

Survei Kawula17 juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivisme politik. Akses yang lebih baik ke informasi dan pendidikan politik, serta platform digital seperti aplikasi Voting Advice Application (VAA) Kawula17, dapat mendorong keterlibatan politik.

“Teknologi seperti VAA memberikan kemudahan dalam akses informasi dan mendorong partisipasi aktif baik dalam pemilu maupun diskusi politik. Ini membantu pemilih memahami isu dan posisi calon secara lebih mendalam,” tambah Oktafia.

Namun, apatisme terhadap sistem politik dan kurangnya pendidikan politik merupakan hambatan signifikan. Banyak masyarakat merasa suara mereka tidak berpengaruh dan kurang memiliki pengetahuan tentang hak-hak mereka sebagai warga negara.

Mengapa Aktivisme Politik Penting?

Aktivisme politik yang tinggi penting untuk memastikan bahwa suara masyarakat didengar dan diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan. Ini juga mendorong akuntabilitas pemerintah dan memperkuat demokrasi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan media untuk terus mendorong dan memfasilitasi keterlibatan politik.

Temuan survei Kawula17 menegaskan bahwa meskipun ada antusiasme tinggi terhadap Pilkada, keterlibatan politik sehari-hari perlu ditingkatkan. Partisipasi yang lebih aktif dapat memperkuat demokrasi dan memastikan bahwa suara masyarakat benar-benar diperhitungkan.

Survei ini adalah bagian dari rangkaian survei kuartalan oleh Kawula17, dengan pengumpulan data dilakukan pada 12-21 Juli 2024, melibatkan 408 responden dari seluruh Indonesia berusia 17–44 tahun, dengan margin of error 5 persen.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: