5 Tipe Autisme yang Mesti Diketahui sejak Dini

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 15 September 2024 | 13:26 WIB
Ilustrasi autisme.
Ilustrasi autisme.

BeritaNasional.com -  Gangguan autisme membuat pengidapnya sulit bersosialisasi dan berkomunikasi.

Gejala autisme biasanya ditandai dengan kurangnya atau keterlambatan berbahasa lisan saat usianya menginjak 1–6 tahun.

Selain itu, penggunaan bahasa yang berulang-ulang serta memainkan permainan yang itu-itu saja, menghindari kontak mata, dan tidak ada minat berinteraksi dengan teman-teman sebaya.

Ternyata, autisme memiliki beberapa bentuk. Jenis-jenis autisme ini dibedakan atas gejala yang dialami pengidap.

Jenis-Jenis Spektrum Autisme

Gangguan spektrum autisme dibedakan menjadi 5 tipe, yaitu:

1. Autistic Disorder

Sering juga disebut dengan Kanner’s syndrome atau mindblindness, anak yang mengidap jenis penyakit autis ini tidak memiliki kemampuan memahami permasalahan dari sudut pandang orang lain.

Hidup di dunianya sendiri dan tidak memahami peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sebagian dikarenakan ketidakmampuan untuk menafsirkan emosi.

Anak-anak dengan ciri sikap seperti ini bukan berarti tidak memiliki keunggulan, malahan banyak yang punya kemampuan berhitung, seni, musik dan memori yang lebih tinggi dibanding anak-anak kebanyakan.

2. Asperger Syndrome

Tidak seperti autistic disorder, asperger syndrome lebih bisa berinteraksi dengan orang lain dan tidak memiliki masalah dalam keterlambatan berbahasa.

Bahkan, beberapa anak justru memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik, tetapi hanya pada bidang yang memang disenanginya. Sekilas orang melihat kalau asperger syndrome ini tidak memiliki empati.

Mereka memiliki empati, memahami sebuah peristiwa tapi tidak bisa memberikan respons yang umum dilakukan orang-orang.

Kalau secara penampakan fisik, anak-anak yang mengidap jenis penyakit autis tipe ini masih bisa berkomunikasi secara normal tapi tidak menampakkan ekspresi, kecenderungan mendiskusikan diri sendiri, ataupun hal-hal yang dianggapnya menarik.

3. Childhood Disintegrative Disorder

Sebuah kondisi saat anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik, bahasa, dan fungsi sosialnya.

Biasanya anak yang mengidap jenis penyakit autis ini mengalami perkembangan normal sampai di usia dua tahun. Setelah dua tahun, anak akan kehilangan keterampilan yang diperolehnya secara perlahan menginjak usia tiga atau empat bahkan 10 tahun.

Penyebab gangguan ini karena terjadi ketidaksinkronan kerja sistem saraf di dalam otak. Banyak para ahli yang menganggap childhood disintegrative disorder adalah sebagai bentuk perkembangan dari autis itu sendiri.

Tidak seperti dua jenis autis sebelumnya, justru anak sempat memiliki kemampuan-kemampuan verbal, motorik, dan interaksi sosial, tetapi seiring pertambahan usia malah mengalami kemerosotan.

4. Pervasive Developmental Disorder

Biasanya syndrome ini menjadi hasil diagnosis terakhir ketika ada tambahan dari gejala-gejala yang dialami anak, salah satunya adalah interaksi dengan teman-teman imajinatif anak.

Gejalanya lebih kompleks ketimbang tiga jenis autis yang diuraikan sebelumnya. Contohnya, tidak bisa menanggapi perilaku orang baik secara lisan maupun non-lisan, tahan terhadap perubahan dan sangat kaku dalam rutinitas, sulit mengingat sesuatu, dan sebagainya.

5. Sindrom Rett

Gangguan spektrum autisme ini umumnya didiagnosis pada usia 6–18 bulan, lebih tepatnya saat anak gagal mencapai tonggak perkembangan atau kehilangan kemampuan yang diperoleh sebelumnya.

Sindrom Rett adalah salah satu tipe autisme yang dapat menyulitkan setiap elemen kehidupan anak. Gejalanya termasuk:

Kehilangan mobilitas atau kelainan gaya berjalan.

Tonus otot berkurang.

Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil).

Gangguan bicara.

Tangan kehilangan fungsinya.

Gerakan tangan yang tidak disengaja.

Kejang.

Sulit bernafas.

Masalah tidur.

Skoliosis.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: