Dharma-Kun Ungkap Cara Atasi Kemacetan Jakarta pada Debat Perdana Pilgub

Oleh: Lydia Fransisca
Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:52 WIB
Suasana debat cagub Jakarta. (Foto/tangkapan layar YT KPU)
Suasana debat cagub Jakarta. (Foto/tangkapan layar YT KPU)

BeritaNasional.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun berkomitmen menuntaskan persoalan kemacetan parah di Jakarta.

Hal itu diungkapkannya saat ditanya soal program lima tahun paslon Dharma Pongrekun-Kun Wardana mengatasi kemacetan pada debat perdana Pilgub Jakarta 2024 di Grand Ballroom JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2024).

Dharma menjelaskan pihaknya akan memperbaiki dan mengoptimalkan manajemen transportasi Jakarta tanpa perlu menambah armada lebih dulu.

‘’Dengan mengoptimalkan apa yang sudah ada, terutama manajemen, tidak perlu dulu menambah dulu armada, manajemen diperbaiki, dioptimalkan, dipastikan setiap track itu jaraknya itu 10 menit,’’ ungkapnya saat pemaparan debat.

Dharma juga memastikan keamanan dan kenyamanan para penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan anak-anak. 

‘’Harus dipastikan keamanan, kenyamanan supaya disabilitas, lansia ibu-ibu hamil, maupun anak-anak itu mendapatkan treatment yang khusus, sehingga dengan penggunaannya juga harus nyaman, AC dingin, baunya tidak pengap, dan hindari dari hal-hak yang tidak baik,’’ jelasnya,

Selain itu, dia menekankan pentingnya penanaman budaya antre terhadap anak-anak. Dia juga menyarankan budaya itu lebih intensif dan masif dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan.

Perlu ditanamkan budaya antre kepada anak-anak, masukkan ke dalam kurikulum, supaya budaya antre itu ada di dalam adab kita,’’ ucapnya.

Setelah itu, menurut dia, barulah adanya evaluasi tentang perlunya tambahan anggaran untuk spesifik mengurai kemacetan di Jakarta.

‘’Kemudian, baru kami evaluasi apakah perlu ditambahkan, kalau perlu ditambahkan baru kita tambahkan, jangan kita mengeluarkan anggaran tapi kita tidak tahu faktor mana yang harus kita perbaiki. Kemudian, kita perlu mengurai kemacetan dengan membuat komponen-komponen sentralisasi,’’ katanya.

Misalnya, lanjut dia, komponen sentralisasi ini terpusat pada tempat tinggal, pasar, dan sekolah sehingga transportasi bisa terintegrasi.

‘’Di situ, ada tempat tinggal, ada pasar, ada sekolah sehingga transportasi ini bisa terkonsolidasi dan dibuat 500 meter dari pemukiman sebagai vendor dari MRT atau LRT. Atau, transjakarta, yaitu mirko transportasi yang saling terhubung satu sama lain. Kemudian, disiapkan kantong-kantong parkir yang nyaman dan aman supaya mau naik transportasi umum, supaya orang yang naik kendaraan umum kendaraannya terjamin,’’ tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: