LSI Denny JA: 10 Tahun Kepempimpinan Jokowi dapat 3 Rapor Biru

Oleh: Harits Tryan Akhmad
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:16 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (BeritaNasional/Elvis).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (BeritaNasional/Elvis).

BeritaNasional.com - LSI Denny JA menyimpulkan bahwa 10 Tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari 2014-2024, dapat dinilai berhasil. Adapun alasannya karena mendapatkan tiga rapor biru, satu rapor merah, dan tiga rapor netral.

Rapor biru 10 tahun Jokowi lebih banyak dibanding rapor merah. Denny JA merumuskan empat prinsip untuk menilai berhasil atau tidaknya seorang presiden di akhir masa jabatan. Ini cara menilai yang lebih akurat dan komprehensif.

“Pertama, penilaian harus berbasis data dan riset dari lembaga kredibel. Riset dan data bertahun-tahun yang dijadikan basis, bukan spekulasi dan prasangka, membuat penilaian itu lebih mewakili kondisi sebenarnya,” ujar Denny JA dalam keterangannya, Kamis (10/10/2024).

Kedua, penilaian harus komprehensif, dari isu ekonomi, politik, sosial hingga hukum. Sangat mungkin setiap pemerintahan di manapun akan berhasil di satu isu, tapi gagal di isu lain. Dengan meriset semua dimensi, penilaian objektif dan menyeluruh lebih mungkin dilakukan.

“Ketiga, penilaian membandingkan data tahun pertama (2014) versus tahun terakhir (2024) pemerintahan Jokowi. Dengan dua titik itu pemerintahan dinilai dalam durasi waktu yang cukup. Juga akan punya basis menilai kemajuan atau kemundurannya,” bebernya.

Lebih jauh, untuk yang keempat data yang digunakan harus dari lembaga dunia yang kredibel, teruji. Data yang dinilai juga  bisa diakses oleh siapapun di internet. 

Untuk ini, LSI Denny JA menggunakan hanya data dari lembaga seperti World Bank, The Heritage Foundation, Transparency International, dan lembaga lain yang sekelas.

Lalu, mengapa 10 Tahun Jokowi memimpin melahirkan kombinasi tiga Rapor Biru, satu Rapor Merah dan tiga Rapor Netral.

Ada tiga alasan utama, mengapa 10 tahun kepemimpinan Jokowi berbuah tiga rapor biru yakni PDB, Indeks Kebebasan Ekonomi, Indeks Kemajuan Sosial). Untuk rapor merah Indeks Demokrasi dan tiga rapor netral Indeks Kebahagiaan, Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Korupsi.

“Sejak awal kepemimpinannya, Jokowi telah menetapkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama,” katanya.

“Ia menyadari bahwa ekonomi yang kuat memerlukan fondasi infrastruktur yang tangguh, sehingga ia menggagas proyek-proyek besar seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Upaya ini berdampak langsung pada,” katanya.

Lebih jauh, Denyy JA menyatakan selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan yang signifikan di sektor ekonomi dan sosial. Namun, tantangan dalam mewujudkan pemerintahan yang sepenuhnya demokratis dan inklusif masih terasa.

“Pencapaian 3 rapor biru, 1 rapor merah, dan 3 rapor netral ini menunjukkan keberhasilan Jokowi dalam menumbuhkan ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga menyoroti perlunya peningkatan dalam demokrasi, kebahagiaan publik, dan reformasi tata kelola yang lebih efektif dan adil,” ungkapnya.

Di balik pencapaian ekonomi dan sosial, terdapat tantangan serius yang memengaruhi kualitas demokrasi dan tata kelola pemerintahan. 

Kata Denny JA, Indeks Demokrasi yang menurun mengindikasikan adanya pembatasan terhadap oposisi, sehingga DPR dan partai politik tidak berkembang menjadi penyeimbang politik presiden. 

“Langkah-langkah ini, meskipun bertujuan menjaga stabilitas, berpotensi mengurangi kualitas demokrasi jangka panjang. Pada indeks korupsi, stagnasi menunjukkan lemahnya reformasi birokrasi dan kurangnya tindakan nyata terhadap kasus-kasus korupsi di berbagai level,” ucapnya.

Hal ini mencerminkan tantangan dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan. Selain itu, kebijakan inklusivitas sosial belum optimal.

Peningkatan PDB dan infrastruktur lebih banyak dinikmati di wilayah perkotaan, sementara daerah terpencil tertinggal dalam akses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. 

Ketimpangan ini membuat kemajuan ekonomi terasa timpang, dan kebahagiaan serta kesejahteraan rakyat belum menyeluruh. Diperlukan upaya yang lebih inklusif untuk memastikan bahwa manfaat pembangunan dapat dirasakan seluruh masyarakat.

“Dengan catatan kritis itu, 10 tahun Jokowi tetap bisa dianggap berhasil karena lebih banyak menghasilkan rapor biru,” tandasnya.

 sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: