Inilah Daftar 5 Ultraman yang Diproduksi di Luar Jepang

Oleh: Bagas Kusumohadi
Rabu, 16 Oktober 2024 | 20:30 WIB
Ultraman yang berlaga di film Mega Monster Battle: Ultra Galaxy (2009). (Foto/Ultraman Wiki)
Ultraman yang berlaga di film Mega Monster Battle: Ultra Galaxy (2009). (Foto/Ultraman Wiki)

BeritaNasional.com - Pada 1966, Eiji Tsuburaya membuat sejarah bersama para raksasa cahaya yang diciptakan olehnya. 

Ultraman raksasa sampai saat ini dikenal melindungi Jepang dari serangan para monster dan alien. 

Dari situ, nama Ultraman terus meluas hingga kancah dunia, bahkan Indonesia.

Popularitas di luar Asia membuat Tsuburaya Productions berkesempatan untuk bekerja sama dengan production house lainnya. 

Strategi marketing Tsuburaya dalam waralaba Ultraman memang patut diacungi jempol. 

Salah satu contohnya adalah akses menonton serial Ultraman secara resmi ada pada channel YouTube Ultraman Official Tsuburaya Productions secara gratis. 

Melihat hal ini, negara-negara seperti Amerika, Australia, dan bahkan negara tetangga.

Yaitu, Malaysia memiliki karakter dan film Ultraman sendiri, pastinya masih dalam naungan Tsuburaya Productions.

Berikut 5 karakter, serial, dan film Ultraman yang diproduksi di luar Jepang:

1. Ultraman: The Adventure Begins (1987)

Mengikuti petualangan Ultraman Scott, Ultraman Chuck, dan Ultrawoman Beth yang bersatu atas nama “the Ultra Force”.

Film ini juga merupakan film animasi Ultraman pertama pada masanya.

Film Ultraman yang satu ini adalah hasil kerja sama antara Jepang dan Amerika.

Dalam film ini Tsuburaya menggandeng Hanna-Barbera, production house yang memproduksi animasi layaknya Tom & Jerry, The Flinstones, dan Scooby-doo.

Film ini memiliki nama alternatif Ultraman USA merujuk dari mana mereka berasal.

Dari kiri, Ultrawoman Beth, Ultraman Scott, dan Ultraman Chuck. Mereka tergabung dalam Ultraman USA. (Foto/Ultraman Wiki)

Pertama kali Scott, Chuck, dan Beth muncul dalam bentuk live action adalah pada film Mega Monster Battle: Ultra Galaxy (2009) di situ mereka bertiga melawan Ultraman Belial yang kembali ke planet cahaya, Nebula M78. 

Selain itu, dalam mini seri Ultra Galaxy Fight: The Destined Crossroad (2022) mereka muncul kembali pada episode ke-5 melawan Absolute Titan. 

 

Ultraman USA di The Destined Crossroad. (Foto/Ultraman Wiki)

Dalam mini seri tersebut, dubbing Jepang dari Ultraman USA ini memiliki dialog yang diselipkan bahasa Inggris, seperti unbelievable, perfect, dan ready guys?! Attack!. 

2. Ultraman: Towards The Future (1992)

Melihat hasil kerja sama yang ciamik antara Amerika dan Jepang atas Ultraman USA, Australia tertarik untuk ikut serta.

Ultraman Great. (Foto/Tsuburaya Productions)

“Ultraman: Towards The Future” atau yang lebih akrab disebut dengan Ultraman Great, adalah buah kerja sama antara Tsuburaya dan South Australian Film Corporation. 

Dalam serial ini, bahan kostum Ultraman yang dikenakan oleh stunt actornya adalah spandex, bahan yang biasanya digunakan oleh serial superhero lainnya seperti Super Sentai, Kamen Rider, dan Power Rangers.

Dore Kraus. (Foto/Tsuburaya Productions)

Karakter utama dalam serial ini bernama Jack Shindo, yang diperankan oleh Dore Kraus. 

Jack Shindo adalah human host Ultra pertama yang bukan berasal dari Jepang. Ada fakta unik di mana sang aktor dari Jack Shindo, yaitu Dore Kraus sebenarnya bukan berasal dari Australia, melainkan Amerika. 

Kraus pergi ke Australia untuk berguru dan mendalami ilmu bela diri. 

Serial Ultraman asal Australia ini berjalan hanya sebanyak 13 episode yang setiap satu episodenya berdurasi 25 menit.

Sementara itu, karakter Ultraman Great itu sendiri muncul terakhir kali dalam mini seri Ultraman Regulos: First Mission (2023) bersama Ultraman Powered, Scott, Chuck, dan Ultrawoman Beth.

3. Ultraman: The Ultimate Hero (1995)

Tiga tahun setelah Ultraman: Towards The Future mendapatkan respons yang positif dari para penonton Jepang, Tsuburaya kembali mencoba peruntungannya di Negeri Paman Sam.

Ultraman Powered. (Foto/Tsuburaya Productions)

Kali ini, Tsuburaya bekerja sama dengan production house asal Amerika yang bernama Major Havoc Entertainment.

Ultraman: The Ultimate Hero pertama kali ditayangkan di TV pada 1995. 

Walaupun begitu, serial yang diproduksi di Amerika ini tidak pernah tayang di TV Amerika, melainkan hanya di TV Jepang. Serial yang lebih akrab disebut dengan “Ultraman Powered”, sesuai nama karakter utamanya.

Ini pun sebenarnya sudah ditayangkan terlebih dahulu di Jepang pada 1993 dalam bentuk home video. 

Aktor utamanya yang bernama Kane Kosugi berperan sebagai Kenichi Kai, seorang human host dari Ultraman Powered.  

Ultraman Powered memiliki perawakan yang cukup mirip dengan Ultraman pada 1966. 

Ultraman Powered memiliki keunikan dalam desainnya di mana dia adalah Ultra pertama yang memiliki mata berwarna biru, dan dapat berubah menjadi merah apabila color timer miliknya berbunyi dan berkedip. 

Kemunculan terakhirnya adalah di mini seri “Ultraman Regulos: First Mission” (2023) bersama Ultraman Great, Scott, Chuck, dan Ultrawoman Beth. 

Kane Kosugi memamerkan tiga alat perubahannya. (Foto/akun X @KaneKosugi74)

Sedikit info tentang Kane Kosugi, aktor asal Amerika dengan keturunan Jepang ini sudah bermain di tiga waralaba tertinggi Tokusatsu yang berbeda. 

Selain Ultraman Powered, dia pernah bermain di serial Super Sentai “Ninja Sentai Kakuranger” (1994) sebagai Ninja Black dan film Kamen Rider “Kamen Rider Revice Movie Spin-Off Delivered Drama: Birth of Chimera” (2022) sebagai Kamen Rider Daimon.

4. Ultraman Ribut (2015)

Kali ini raksasa cahaya lahir di negara tetangga, Malaysia, Ultraman Ribut hadir untuk melindungi alam semesta.

Ultraman Ribut. (Foto/Les' Copaque Production)

Ribut tercipta dari kerja sama antara Tsuburaya Productions dan salah satu production house animasi besar Malaysia, yaitu Les' Copaque Productions.

Les' Copaque Productions adalah rumah produksi yang membuat serial animasi yang juga memiliki kepopuleran di Indonesia, yaitu “Upin dan Ipin”.  

Dalam serial Upin dan Ipin, Ultraman Ribut muncul pertama kali pada episode ke-25 sampai 27 season ke-8 dan episode ke 28 sampai 30 season ke-9. 

Dalam episode tersebut diceritakan bahwa Ultraman Ribut memiliki human form yang tergabung dalam Defend Rescue Force (DRF), yaitu Terasawa. Menggunakan alat perubahannya yang bernama “G-Flash” Ribut melawan para monster bersama Upin dan Ipin.

Selain itu, Ribut muncul dalam bentuk live action dan menjadi karakter yang penting di mini seri yang berjudul “Ultra Galaxy Fight: New Generation Heroes” (2019) di pertarungan pertamanya melawan Peguila. 

Dalam serial “Ultraman Trigger” (2021) Ultraman Ribut juga muncul pada episode ke 15, bekera sama dengan Ultraman Trigger melawan salah satu ras Absolutian yang bertanduk, Absolute Diavolo.

Ultraman Trigger bersama Ultraman Ribut. (Foto/Ultraman Connection)

Sebagai informasi “Ribut” dalam bahasa Malaysia memiliki arti “badai”, juga memiliki kesamaan penyebutan kata dengan “reboot” berdasarkan desain yang memiliki kesamaan dengan 3 Ultra pendahulu, yaitu Ultraman, Zoffy, dan Ultraman Jack.

5. Ultraman: Rising (2024)

Tahun ini Tsuburaya Productions berhasil menggaet dua nama tersohor dalam dunia Hollywood, “Ultraman: Rising” rilis di platform streaming service Netflix.

Foto Ultraman: Rising. (Foto/Netflix)

Hal ini menjadi momen yang sangat krusial untuk para penggemar setia Ultraman, karena selain bekerja sama dengan Netflix, film animasi satu ini juga diproduksi oleh “Industrial Light & Magic” (ILM), sebuah studio yang sangat berpengaruh di dunia Hollywood. 

Film-film seperti “Star Wars, “Indiana Jones”, dan “Jurassic Park” adalah produksi yang telah dibuat oleh ILM.

Disutradarai oleh Shannon Tindle, sutradara film “The Boss Baby: Family Business” (2017), film “Ultraman: Rising” memiliki cerita yang dapat diterima oleh penikmat film yang lebih luas lagi. 

Bahasa utama yang dipilih dari film ini juga adalah bahasa Inggris, dengan itu pembuat film ini berharap film ini dapat dicerna ceritanya di berbagai negara. 

Tidak ada nama spesifik untuk Ultraman yang satu ini, hanya saja para penggemar memanggilnya sebagai “Ultraman Rising” atau “Ultraman Ken” berdasarkan nama human formnya yaitu Ken Sato. 

Desain dari Ultraman ini juga memiliki perawakan yang mirip dengan Ultraman Powered. Di mana bola matanya memiliki warna biru, dan badannya yang memiliki pola yang serupa dengan Ultraman 1966. 

Hanya saja perut dan pinggul dari Ultraman Rising memiliki bentuk yang sangat ramping, menyerupai visualisasi alien pada umumnya. 

Ada sebuah fakta unik mengenai color timer yang dimiliki oleh Ultraman Rising. Color timer milik Ken Sato memang mempunyai desain yang biasa, bulat dan berwarna biru, hanya saja color timernya akan berubah menjadi berwarna merah bukan karena energinya yang tersisa 3 menit, melainkan menunjukkan emosi yang dialami oleh Ken Sato. Apabila Ken Sato mengalami stres yang berlebihan, color timer-nya akan berubah menjadi warna merah.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: