Prabowo Latih Anggota Kabinet di Akmil Magelang, Pengamat: Ini Dapat Meningkatkan Karakter Kepemimpinan

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:20 WIB
Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran. (Foto/Sekretariat Presiden)
Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran. (Foto/Sekretariat Presiden)

BeritaNasional.com -  Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, berpendapat bahwa langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengumpulkan anggota kabinet untuk mengikuti pembekalan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, merupakan upaya untuk meningkatkan karakter kepemimpinan dan memperkuat kerja sama tim.

Menurut Fahmi, pelatihan ini bertujuan agar Kabinet Merah Putih dapat lebih siap dan efektif menghadapi berbagai tantangan yang terus berkembang.

“Pelatihan di lingkungan militer diharapkan dapat meningkatkan karakter kepemimpinan para pejabat, memperkuat kerja tim, dan menyiapkan mereka untuk menghadapi berbagai tantangan dengan cepat dan efektif,” jelasnya kepada wartawan pada Senin (21/10).

Fahmi menambahkan bahwa banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Australia, juga menerapkan pendekatan serupa tanpa mengarah pada militerisme.

“Misalnya, di Amerika Serikat, para pejabat sipil dan bahkan anggota Kongres dapat mengikuti program pelatihan di institusi seperti National Defense University dan US Army War College. Proses ini tetap berada dalam kerangka demokrasi yang kokoh, di mana kontrol sipil atas militer tetap dipertahankan,” ungkapnya.

Di Korea Selatan, pejabat sipil juga dilibatkan dalam pelatihan di lembaga-lembaga militer seperti Korea National Defense University, sambil tetap mempertahankan kontrol sipil dan supremasi demokrasi.

Jepang dan Australia juga mengikuti pendekatan yang sama, dengan pelatihan pejabat sipil di akademi pertahanan yang fokus pada peningkatan koordinasi dan respons terhadap krisis.

Fahmi menekankan bahwa pengalaman dari negara-negara tersebut menunjukkan bahwa pelatihan di lembaga militer tidak secara otomatis mengarah pada militerisme.

“Sebaliknya, saya kira justru menunjukkan bahwa pelatihan di lembaga militer dapat memperkuat kapasitas respons pemerintah terhadap tantangan keamanan, memperkuat ketahanan nasional, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih terinformasi, dengan tetap menjaga nilai-nilai demokrasi,” tambahnya.

Dengan pendekatan ini, Fahmi percaya Presiden Prabowo berupaya membentuk kabinet yang lebih solid dan siap menghadapi tantangan dengan cara yang tegas, terstruktur, dan adaptif terhadap dinamika yang ada.

“Rencana ini pada akhirnya dapat memperkuat pemerintahan yang responsif dan efektif, mengintegrasikan nilai-nilai kedisiplinan militer yang positif ke dalam pemerintahan, tanpa mengaburkan peran dan batasan antara sipil dan militer,” pungkasnya.

Fahmi juga menegaskan bahwa langkah ini mencerminkan komitmen Prabowo untuk menciptakan pemerintahan yang lebih siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan di masa depan, sembari tetap menjaga nilai-nilai demokrasi yang menjadi landasan sistem pemerintahan Indonesia.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: