Profil Budiman Sudjatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Budiman Sudjatmiko (Foto/Instagram Masbud Sudjatmiko)
Budiman Sudjatmiko (Foto/Instagram Masbud Sudjatmiko)

BeritaNasional.com - Budiman Sudjatmiko merupakan seorang politikus Indonesia yang baru saja dilantik sebagai Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.

Budiman sendiri lahir pada 10 Maret 1970 di Majenang, Cilacap. Ia dikenal sebagai aktivis reformasi dan pernah mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada tahun 1996, yang membuatnya ditangkap dan dipenjara oleh rezim Orde Baru.

Budiman divonis 13 tahun penjara, tetapi hanya menjalani sekitar 3,5 tahun sebelum dibebaskan oleh.

Latar Pedidikan

Budiman menempuh Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Cilacap (1986). Kemudian melanjutkan di SMA Negeri 5 Bogor dan Muhammadiyah 1 Yogyakarta (1989).

Budiman sempat berkuliah di Universitas Gadjah Mada, namun ia di drop out, kemudian ia Kembali melanjutkan kuliahnya di Universitas London (Ilmu Politik) dan Unversitas Cambrige, Inggris (Master Hubungan Internasional.


Karir

Sejak di bangku SMP, ia sudah aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Di masa awal perkuliahan, ia terjun sebagai community organizer yang melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi dan ekonomi di kalangan petani dan buruh perkebunan di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Budiman mendeklarasikan PRD (  Rakyat Demokratik) pada tahun 1996 yang kemudian menyebabkannya dirinya dipenjara oleh pemerintah Orde Baru dan divonis 13 tahun penjara karena ia dianggap sebagai dalang insiden tersebut.

Di tingkat internasional, Budiman terlibat aktif sebagai pengurus Steering Committee dari Social-Democracy Network in Asia (Jaringan Sosial-Demokrasi Asia). Sekarang ini, dia juga memegang posisi sebagai Pembina Utama di Dewan Pimpinan Nasional organisasi PARADE NUSANTARA, yaitu organisasi yang menghimpun para kepala desa dan seluruh perangkat desa di seluruh Indonesia.

Fadia Rahma Baitullah/Magangsinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: