Pahami dan Kenali Penyebab Anak Berpenampilan Tidak Sesuai Usianya

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Rabu, 06 November 2024 | 08:00 WIB
Ilustrasi Remaja (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi Remaja (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Pernahkan melihat seorang anak berpenampilan lebih dewasa dari usianya? Biasanya hal ini dipengaruhi oleh apa yang anak lihat atau saksikan. Apalagi di era serba terbuka dengan menggunakan media sosial, celah meniru semakin terbuka lebar.

Media sosial memang sedikit banyak berpengaruh terhadap tumbuh kembang si kecil, apalagi jika kita punya anak perempuan. Dengan segala macam bentuk, warna dan tampilan perempuan yang beragam akan membuat anak kita membayangkan jika dirinya menjadi seperti yang ada di media tersebut pasti ia akan cantik. Kondisi ini menimbulkan self sexualization atau sexualization of girls.

Dikutip dari Sexualizing the Self: What College Women and Men Do to Be 'Sexy', self-sexualization mengacu pada kesengajaaan seseorang untuk tampil lebih menarik secara seksual. Mungkin dari pandangan anak-anak ini tidak terdengar seperti sesuatu yang harus dipikirkan orang tuanya. Namun, sepertinya budaya populer terlihat semakin menerima seksualitas terhadap anak-anak.

Dikutip parentingscience.com ternyata contoh dari sexualization of girls sendiri berasal dari banyak hal. Misalnya pakaian, termasuk celana dalam, untuk anak-anak prasekolah dan anak-anak sekolah dasar yang mencetak kalimat seperti 'Eye Candy' atau 'Wink Wink'.

Selain itu boneka yang dipasarkan seperti tampilan gadis berusia 6 tahun namun menampilkan pakaian seksual, seperti stoking jala. Termasuk pula kontes kecantikan untuk anak kecil dengan pakaian renang atau bahkan pakaian yang mirip lingerie. Juga pornografi dan video musik yang menampilkan perempuan muda berpakaian mirip gadis kecil.

Apa sih sebenarnya hal buruk yang akan terjadi kalau anak kita gemar tampil seksi atau lebih dewasa dari usianya? Kekhawatiran yang paling umum adalah bahwa anak perempuan kita akan belajar memandang diri mereka sebagai objek seks. Bisa jadi pula anak perempuan kita akan mengalami kecemasan saat mereka gagal memenuhi standar kecantikan yang populer.

Ada sedikit penelitian tentang masalah ini. Misalnya, ada bukti bahwa kesadaran diri akan daya tarik seksual seseorang mengganggu kinerja intelektual. Orang melakukan tes matematika dengan lebih buruk saat mereka dipaksa memikirkan penampilan mereka. 

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa anak perempuan yang berusia enam tahun ingin menjadi seperti boneka yang berpakaian seksi dibandingkan dengan boneka yang berpakaian stylish tapi tertutup. Gadis-gadis muda ini mengasosiasikan diri menjadi seksi karena ingin populer di sekolah.

Rupanya gadis-gadis yang menghabiskan banyak waktu dengan media ternyata memiliki ibu yang terlalu banyak mengkritik penampilannya, sehingga anak tersebut akhirnya terobsesi untuk menjadi 'boneka'.

Psikolog Ratih Andjayani Ibrahim  mengatakan sikap dewasa sebelum waktunya pada anak memang bisa disebkan oleh faktor lingkungan. Ketika anak dirasa sudah bertingkah bak orang dewasa Ratih menyarankan orangtua untuk mendampingi serta memberi contoh pada anak. Diharapkan, dengan begitu sikap dewasa anak berangsur menghilang karena ia bisa lebih paham akan dirinya.

Misalnya nih, saat anak ingin mengenakan makeup, bundanya bisa memberi pendampingan dan pemahaman bahwa makeup belum cocok digunakan anak seusianya. Karena itu makeup akan digunakan jika memang sedang dibutuhkan saja oleh anak.

"Jika anak tahu dirinya, maka dia akan lebih fokus terhadap prestasi. Dan ketika anak fokus maka anak pakai make up cuma untuk mau foto doang biar kelihatan cakep"sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: