Mengenal Radang Usus: Perbedaan Antara Penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif, Gejala, serta Dampaknya

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 11 November 2024 | 22:30 WIB
Ilustrasi usus dalam tubuh manusia. (Foto/Freepik)
Ilustrasi usus dalam tubuh manusia. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -

Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) adalah gangguan kesehatan yang terus mendapat perhatian di dunia medis karena sifatnya yang kronis dan dampaknya terhadap kualitas hidup penderitanya. 

IBD menjadi istilah umum untuk menggambarkan dua kondisi utama, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. 

Kedua penyakit ini sering disalahartikan sebagai masalah pencernaan biasa. Namun, penyakit ini sesungguhnya merupakan gangguan autoimun yang melibatkan peradangan serius pada sistem pencernaan.

Meski jarang terjadi, IBD diperkirakan memengaruhi sekitar 7 juta orang di seluruh dunia, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang IBD, gejalanya, serta perbedaannya dengan sindrom lain seperti sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS).

Apa Itu Penyakit Radang Usus?

Penyakit radang usus adalah kondisi di mana terjadi peradangan kronis pada saluran pencernaan akibat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat di saluran tersebut.

Penyakit ini bersifat autoimun yang berarti peradangan disebabkan oleh kesalahan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali jaringan usus sebagai ancaman. IBD terdiri dari dua bentuk utama, yaitu:

1. Penyakit Crohn: Peradangan dapat terjadi di seluruh bagian saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. Namun, penyakit Crohn paling sering menyerang usus halus bagian akhir dan usus besar.

2. Kolitis Ulseratif: Peradangan hanya terbatas pada usus besar (kolon) dan rektum, di mana lapisan dalam dinding usus yang meradang mengalami luka atau bisul.

Perbedaan Antara IBD dan IBS

Banyak orang sering keliru antara IBD dan IBS, tetapi keduanya sangat berbeda. Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah gangguan fungsional pencernaan yang umumnya tidak disertai peradangan atau kerusakan jaringan pada saluran pencernaan. 

IBS cenderung menyebabkan gejala seperti kembung, kram, dan perubahan pola buang air besar tanpa peradangan kronis. 

Sebaliknya, IBD memiliki dampak peradangan yang signifikan, dapat merusak jaringan usus, dan sering kali memerlukan perawatan medis jangka panjang.

Gejala dan Dampak Penyakit Radang Usus

Gejala IBD bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan bagian saluran pencernaan yang terpengaruh. Beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita IBD meliputi:

- Diare berkepanjangan

- Pendarahan rektal, yang menyebabkan tinja berdarah

- Nyeri perut yang dapat terasa sangat menusuk

- Kelelahan ekstrem yang sulit dijelaskan

- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

IBD memiliki sifat yang bervariasi antar penderita. Pada beberapa kasus, gejala dapat muncul secara ringan dan dapat dikelola. 

Namun, pada sebagian orang, IBD dapat sangat melemahkan dan menimbulkan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa. 

Komplikasi ini dapat mencakup perforasi usus, kanker usus, penyumbatan saluran pencernaan, serta malnutrisi akibat penyerapan nutrisi yang terganggu.

Penyebab IBD dan Faktor Risiko

Penyebab pasti IBD belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli menduga bahwa kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan respons imun tubuh berperan dalam perkembangan penyakit ini. Faktor risiko IBD termasuk:

- Riwayat keluarga: Seseorang dengan anggota keluarga yang memiliki IBD memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

- Kebiasaan merokok: Khususnya untuk penyakit Crohn, merokok dapat memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko komplikasi.

- Lingkungan dan diet: Diet tinggi lemak, rendah serat, serta paparan polusi lingkungan tertentu diduga berkontribusi terhadap risiko IBD.

Pengobatan dan Manajemen Penyakit Radang Usus

Meskipun tidak ada obat untuk menyembuhkan IBD sepenuhnya, terdapat berbagai perawatan yang bertujuan untuk meredakan gejala, mengurangi peradangan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Beberapa pendekatan utama dalam pengobatan IBD meliputi:

- Obat anti-inflamasi: Obat-obatan ini membantu meredakan peradangan di usus.

- Imunosupresan: Mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh untuk mencegah serangan terhadap jaringan sehat.

- Antibiotik: Berguna untuk mencegah atau mengobati infeksi akibat peradangan yang parah.

- Perubahan gaya hidup dan diet: Diet seimbang, cukup serat, serta menghindari makanan pemicu seperti makanan berlemak, pedas, atau berserat kasar.

- Operasi: Pada beberapa kasus, terutama jika komplikasi serius terjadi, pengangkatan bagian usus yang rusak atau terapi lainnya mungkin diperlukan.

Tantangan dalam Menghadapi IBD dan Dukungan yang Dibutuhkan

Penderita IBD sering menghadapi tantangan fisik dan emosional yang besar. Karena gejalanya yang kadang muncul tiba-tiba dan bisa bersifat sangat melemahkan, penderita dapat mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 

Dukungan keluarga, teman, serta pemahaman dari lingkungan sekitar sangat penting untuk membantu mereka menjalani perawatan yang panjang dan kadang melelahkan.

Di samping itu, pengetahuan tentang IBD di kalangan masyarakat masih tergolong rendah.

Menyebarluaskan informasi tentang gejala, cara mengelola penyakit, dan pentingnya dukungan bagi penderita sangat membantu untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

Penyakit Radang Usus (IBD) adalah penyakit kronis yang memerlukan perhatian serius dan penanganan jangka panjang. 

Meskipun tantangannya besar, perkembangan dalam bidang pengobatan dan peningkatan kesadaran publik diharapkan dapat membantu penderita IBD menjalani kehidupan yang lebih baik. 

Dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, penderita IBD dapat tetap produktif dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman.

(Nailil Hikmah/Magang)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: