Cecar Jaksa Agung soal Kasus Tom Lembong, Komisi III DPR: Sarat Balas Dendam Politik

Oleh: Ahda Bayhaqi
Rabu, 13 November 2024 | 15:38 WIB
Jaksa Agung ST. Burhanuddin bersama jajaran menghadiri rapat kerja bersama Komisi III. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Jaksa Agung ST. Burhanuddin bersama jajaran menghadiri rapat kerja bersama Komisi III. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Jaksa Agung ST Burhanuddin dicecar soal kasus dugaan korupsi impor gula dengan tersangka mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Jaksa Agung diminta memberikan penjelasan kepada publik, apalagi muncul persepsi bahwa kasus ini dipaksakan dan politis.

"Ini kan masih simpang siur. Ada yang mengatakan bahwa penetapan tersangkanya ini bisa dikaitkan dengan politik atau sebetulnya buktinya belum lengkap, tapi dipaksakan," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR Rano Alfath.

Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Hinca Panjaitan juga menyampaikan hal senada. Publik melihat kasus Tom Lembong sarat dugaan balas dendam politik.

"Kami merasakan mendengarkan percakapan di publik, penanganan penangkapan kasus Tom Lembong itu sarat dengan dugaan balas dendam politik," kata Hinca.

Karena itu, Jaksa Agung diminta dijelaskan kepada publik melalui rapat kerja Komisi III DPR hari ini terkait kasus Tom Lembong.

"Itu yang kami dengarkan. Itu yang kami rekam karena itu kami sampaikan. Harus dijelaskan ini ke publik lewat Komisi III ini supaya betul-betul kita dapatkan," katanya.

Sementara itu, anggota Komisi III Fraksi PKS Nasir Djamil mengingatkan penegakan hukum harus transparan dan akuntabel.

Dia mencontohkan kasus Tom Lembong yang menimbulkan tanda tanya publik. Karena menteri perdagangan yang melakukan impor gula, bukan hanya Tom.

"Misalnya, kasus Tom Lembong yang menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat bahwa dia bukan hanya satu orang menteri perdagangan. Ada banyak menteri perdagangan yang juga melakukan impor," ujarnya.

"Tentu saja, ada pimpinan yang di atas. Dan, itu juga ada rakortas dan lain sebagainya. Itu informasi yang kami dengar," sambungnya.

Menurut Nasir, spekulasi publik terhadap kasus Tom Lembong dikhawatirkan akan mencederai citra Presiden Prabowo Subianto yang ingin menegakkan hukum seadil-adilnya. Ia pun meminta penjelasan Jaksa Agung.

"Nah, kenapa kemudian dipanggil, lalu dijadikan tersangka, ditahan. Itu menimbulkan spekulasi publik. Kemudian, dikhawatirkan mencederai citra Presiden Prabowo Subianto yang ingin menegakkan hukum seadil-adilnya," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: