Benny Mamoto Nilai Kekalahan KPK Akibat Kurang Profesionalnya Penyidik
BeritaNasional.com - Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Benny Mamoto menilai kekalahan lembaga antirasuah dalam praperadilan disebabkan tidak profesionalnya penyidik.
Hal tersebut dia ucapkan dalam agenda konsultasi dan pendalaman cadewas KPK di Komisi III DPR RI berdasarkan pengamatannya selama ini.
Ia juga menilai kekalahan KPK dalam praperadilan juga disebabkan kurangnya koordinasi antara lembaga antirasuah dengan instansi lain seperti Kejaksaan Agung dan Polri.
“Di sana memang kami melihat ada ketidakprofesionalan penyidik. Kemudian juga cermin kurangnya koordinasi dengan instansi lain,” ujar Benny di kompleks parlemen, Senayan, Rabu (20/11/2024).
Menurut Benny, hal tersebut akan menjadi perhatiannya apabila menjadi dewas KPK. Sebab, masayarakat saat ini sudah berani melakukan gugatan.
“Karena saat ini masyarakat lebih berani untuk menggugat, sehingga janganlah nanti kemudian KPK kalah kembali. Perlu profesionalisme kehati-hatian dan sebagainya,” kata dia.
Ia menilai kekalahan KPK dalam praperadilan bukan dikarenakan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan lembaga antirasuah.
Ia mengatakan, KPK mengandalkan OTT karena operasi senyap itu sudah melengkapi berbagai aspek untuk menersangkakan seseorang.
“Lengkap, saksi, pelaku, barang bukti, semua sudah lengkap. Sehingga pembuktiannya mudah. Baru Kemudian dikembangkan untuk nanti siapa saja yang terlibat di dalam jejaringnya,” tutur Benny.
Benny mengatakan, hal tersebut dikarenakan kurang cermatnya penyidik dalam melaksanakan tugas sehingga kalah dalam praperadilan.
“Kekalahan KPK dalam praper justru pada kasus-kasus yang bukan hasil OTT. Nah ini tentunya muncul pertanyaan sejauh mana kecermatan penyidik sehingga kalah,” tandasnya.
5 bulan yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 10 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 20 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu