Bahlil Ceritakan Momen saat Desak Sri Mulyani Tambah Anggaran Pipa Gas: Berhitungnya Minta Ampun

Oleh: Ahda Bayhaqi
Rabu, 11 Desember 2024 | 18:18 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia. (BeritaNasional/Ahda)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia. (BeritaNasional/Ahda)

BeritaNasional.com -  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengaku mendesak Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk menambah anggaran kementeriannya.

Bahlil meminta tambahan anggaran untuk membangun pipa gas di Jawa dan Sumatera.

Bahlil mengungkap hal tersebut dalam Bimtek Anggota DPR RI dan DPRD Fraksi Golkar di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Mulanya, Bahlil mengungkap bahwa sumber daya gas di Jawa Timur mengalami surplus. Tetapi, hasilnya tidak bisa didistribusikan ke Jawa Barat karena tidak ada jaringan pipa gas.

"Andaikan pun ada, itu sedikit di kawasan industri di Batang. Waktu kami dirikan di 2021, itu kawasan industrinya bagus, tapi jaringan pipanya enggak masuk," ungkap Bahlil.

Karena itu, Bahlil meminta Kementerian Keuangan untuk menambah anggaran. Bahkan, ketua umum Golkar ini sempat 'mengancam' Sri Mulyani apabila permintaannya ditolak. 

"Kemarin kita berjuang kepada menteri keuangan yang berhitungnya minta ampun. Saya katakan kepada Ibu Menteri, 'Hari ini, menteri siapa yang tidak setuju untuk membangun pipa gas, maka dia adalah menteri yang tidak setuju untuk kedaulatan energi.' Begitu saja kita buat," ujar Bahlil.

Akhirnya, permintaan Bahlil itu dikabulkan Sri Mulyani. Pada Tahun 2027, Kementerian ESDM akan membangun pipa gas lingkar Jawa dan Sumatera.

"Alhamdulillah, kemarin dia sudah setuju untuk menyetujui anggaran ESDM agar kita bisa membangun pipa lingkar Jawa dan Sumatera, agar pada 2027 jaringan gas kita bisa jalan dengan pipa yang dibangun oleh negara," ujarnya.

Bahlil juga mengatakan bahwa banyak importir yang tidak suka pemerintah membangun industri LPG karena mereka merasa rugi. Bahlil pun berencana mengurangi dan menghentikan impor gas.

"Saya tahu ini bermain dengan sedikit ngeri-ngeri sedap. Tapi saya harus mengatakan bahwa ini harus dihentikan. Kita menstop dan mengurangi impor LPG dengan membangun industri LPG dalam negeri dan kita membuat jaringan gas. Jargas di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Banten, dan sebagian Sumatera akan menjadi proyek percontohan untuk kita membangun jaringan gas," pungkasnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: