Kenang Pertemuannya dengan Bahlil, Prabowo: Pintar, Walaupun Universitasnya Nggak Ada di Google

Oleh: Ahda Bayhaqi
Kamis, 12 Desember 2024 | 21:37 WIB
Presiden terpilih Prabowo Subianto, bersama Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. (BeritaNasional/Ahda))
Presiden terpilih Prabowo Subianto, bersama Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. (BeritaNasional/Ahda))

BeritaNasional.com -  Presiden RI Prabowo Subianto memberikan pujian kepada Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dalam pidatonya pada puncak perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul, Kamis (12/12/2024).

Prabowo menjelaskan bahwa Bahlil adalah seorang pemimpin yang sukses, dengan memiliki wawasan yang luas.

"Walaupun kenalnya belum lama, tapi saya harus akui saya terkesan sama saudara Bahlil, terkesan benar. Beliau saya lihat gerak-geriknya, pemikirannya, ucapannya, pandangan-pandangannya cukup meyakinkan, serius ini," ungkap Prabowo.

Prabowo menambahkan bahwa seorang pemimpin politik harus memiliki kecermatan dalam melihat masalah. Ia juga menegaskan bahwa jika Bahlil tidak cermat, ia tidak mungkin bisa terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

"Kalau tidak begitu, tidak akan bisa jadi pemimpin politik. Dan ternyata penilaian saya benar, beliau terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujarnya.

Selain itu, Prabowo juga mengungkapkan kekagumannya terhadap kesuksesan Bahlil yang telah terbukti selama menjabat sebagai menteri di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Prabowo pun langsung mengenang masa lalu dan berkelakar tentang hubungan politiknya dengan Bahlil dalam Pilpres 2019.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya baru mengenal Bahlil lebih dekat setelah pemilihan presiden tersebut.

"Beliau saya kenal tidak lama, baru-baru saja. Karena waktu 2019, sepertinya saudara ada di tim yang lain," kata Prabowo sambil tersenyum.

Kemudian Prabowo mengenal Bahlil lebih dalam saat masuk kabinet pemerintahan Jokowi. "Lalu saya agak aneh juga kenapa beliau memilih Bapak Bahlil jadi Menteri Investasi. Biasanya, menteri investasi itu lulusan universitas di Amerika. Iya kan? Harvard University, atau Stanford, atau Berkeley. Kalau nggak di Amerika, minimal di Inggris lah, seperti Oxford University, Cambridge, atau Sorbonne. Saya sendiri pernah di Harvard, tapi cuma ke toko buku," cetusnya.

"Serius, aneh banget kenapa Pak Jokowi milih Pak Bahlil jadi Menteri Investasi? Apalagi beliau kan berasal dari Papua. Biasanya, jabatannya itu Menteri Pembangunan Desa Tertinggal. Tapi beliau malah dipilih jadi Menteri Investasi. Waktu saya ketemu, saya tanya, 'Pak Bahlil, pelan-pelan saya nanyanya, biar nggak tersinggung. Pak Bahlil, Anda lulus dari universitas mana?' Pak, universitas saya nggak ada di Google, katanya," kenang Prabowo.

"Habis itu, saya tanya, 'Anda kalau ketemu investor-investor asing gimana?' Saya nggak mau tanya, 'Bahasa Inggrismu bagus nggak?' Dia jawab, 'Pak, nggak ada masalah, lah itu. Pengusaha atau pejabat dari Korea juga nggak bisa Bahasa Inggris. Dari Jepang juga nggak bisa Bahasa Inggris. Jadi saya punya empat penerjemah. Satu Bahasa Inggris, Jepang, Korea, Jerman. Jadi ke mana-mana ada empat penerjemah," ujarnya lagi.

Seolah terkesima dengan jawaban Bahlil, Prabowo pun lantas langsung melihat kecerdikannya. "Pinter juga orang ini, saya bilang. Pinter juga, walaupun universitasnya nggak ada di Google, saya lihat, boleh juga orang ini," tandasnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: