Kapolri Soroti Pentingnya Direktorat PPA dan PPO dalam Mendukung Asta Cita Presiden

Oleh: Bachtiarudin Alam
Selasa, 17 Desember 2024 | 17:12 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Foto/Doc. Humas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Foto/Doc. Humas Polri)

BeritaNasional.com -  Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memandang pembentukan Direktorat Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Pidana Perdagangan Orang (PPO) sejalan dengan komitmen Polri dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

"Saya kira dalam program Asta Cita sudah dimasukkan Cita yang keempat,” kata Sigit saat acara Gender Mainstreaming Insight dan Launching Direktorat Tindak Pidana PPA dan PPO Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2024).

Diketahui, dalam poin empat Asta Cita, turut memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

“Tentunya saya mengharapkan bahwa pembentukan Direktorat PPA dan PPO adalah bagian dari wujud nyata bagaimana kita terus mendorong kesetaraan gender," kata dia.

Maka dari itu, Sigit berharap kepada seluruh Polisi Wanita (Polwan) agar terus mengembangkan kemampuan diri, berkarier, dan mencetak banyak prestasi hingga mencapai posisi puncak tertinggi.

"Tentunya saya selalu pesankan, terus asah dan siapkan kemampuan yang baik, tunjukkan bahwa Polwan tidak kalah dengan polisi laki-laki, dan saya yakin tidak kalah,” kata dia.

“Tinggal diberikan kesempatan yang sama, disiapkan kader-kadernya, dan tentunya ke depan apa yang diharapkan oleh Polwan bisa terjadi, karena faktanya di Indonesia banyak wanita juga sudah berada di puncak kariernya," tambahnya.

Dengan semua itu, Sigit memandang pembentukan Direktorat PPA dan PPO dapat berkontribusi untuk meningkatkan peringkat Indonesia dari peringkat 87 dalam laporan Indeks Kesenjangan Gender Global yang dirilis oleh World Economic Forum.

"Kemudian, kalau kita lihat dari posisi Indonesia dalam mewujudkan kesetaraan gender, kita berada di peringkat sembilan di Asia Timur dan Pasifik, dan peringkat 87 dari 146 negara,” singgungnya.

Jenderal Bintang Empat Polri itu pun merasa heran jika Indonesia menempati posisi rendah. Padahal, perjuangan kesetaraan gender telah dilakukan sejak dulu hingga saat ini.

“Ini juga tadi malam saya tanyakan ke staf saya, kok bisa ya kita di peringkat itu, kenapa nggak bisa lebih tinggi lagi? Karena perjuangan kita sudah dari zaman dulu, dari zaman Ibu Raden Ajeng Kartini, tapi kenapa posisi kita masih seperti itu? Berarti masih banyak yang harus kita perjuangkan," ujar Kapolri.

“Indonesia sedang menuju visi Indonesia Emas 2045, tentunya harapan kita pada saat nanti dilaksanakan lagi survei oleh World Economic Forum, posisi Indonesia juga bisa menjadi nomor 4, nomor 5 terkait dengan masalah kesetaraan gender. Itu tentunya cita-cita kita bersama," tutup dia.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: