Profil dan Biodata Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang Dikabarkan Jadi Tersangka KPK

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 24 Desember 2024 | 11:27 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto dikabarkan sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Harun Masiku.

Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika mengatakan pihaknya bakal mengecek hal tersebut terlebih dahulu.

“Saya akan coba cek terlebih dahulu infonya, bila ada update akan disampaikan ke rekan-rekan jurnalis,” ujar Tessa kepada wartawan, Selasa (24/12/2024).

Profil dan Biodata Hasto:

Hasto Kristiyanto lahir pada 7 Juli 1966 di Yogyakarta. Ia merupakan putra dari pasangan Antonius Krido Pardjono dan Yohana Sutami. 

Kehidupan awal Hasto banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Jawa dan pendidikan keluarga yang menanamkan disiplin serta kerja keras. 

Lingkungan tempatnya tumbuh turut membentuk karakter Hasto sebagai sosok yang tangguh dan memiliki semangat juang tinggi.

Pendidikan

Hasto menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengahnya di Yogyakarta. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan meraih gelar Sarjana Teknik. Hasto tidak berhenti pada jenjang sarjana saja. 

Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Prasetiya Mulya untuk mendalami manajemen, serta mengikuti program di Universitas Pertahanan Indonesia untuk memperluas wawasannya tentang geopolitik dan pertahanan negara.

Pendidikan formal yang digelutinya memberikan landasan kuat bagi Hasto untuk mengembangkan kemampuan analitis dan strategis yang ia terapkan dalam karier politiknya.

Karier Politik

Sejak awal tahun 1990-an Hasto sudah berminat masuk ke dalam dunia politik. Ia belajar politik dari tokoh akademisi ilmu politik UGM Cornelis Lay, kemanapun Cornelis Lay pergi ia ikut dan menimba ilmu darinya. Selain itu Hasto juga banyak bergaul dengan senior-senior Partai PDI dari Jawa Timur. 

Tahun 1999 Hasto mulai masuk ke dalam struktur Partai dan bekerja sebagai “tukang ketik” disitu ia mendapatkan banyak pelajaran dan pengertian-pengertian baru tentang semangat Partai. Dari banyak notulensi rapat ia menyerap “suasana kebatinan Partai” dan idealisme-nya.

Setelah menamatkan Pendidikan Strata-2 nya tahun 2000 di Prasetya Mulya, Hasto memutuskan total masuk ke Partai dan berkarir di Partai PDI Perjuangan.

Pada tahun 2004, Hasto Kristiyanto terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur.

Di dalam DPR RI, ia masuk di komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, KPPU dan BKPM). Di Alat Kelengkapan DPR RI Hasto masuk ke dalam Badan Anggaran.

Ia juga pengusul Hak Angket Tolak Impor Beras di tahun 2006. Di tahun 2007 Hasto juga menjadi salah satu pengusul Hak Angket Kenaikan harga BBM. Ia juga menjadi anggota Pansus RUU Penanaman Modal (UU.No 25 Tahun 2007). Dan bersama dengan Fraksi PDI Perjuangan menolak pengesahan Perpu Free Trade Zone (Perpu No.1 Tahun 2007).

Di tahun 2008 Hasto Kristiyanto masuk ke dalam Pansus RUU ITE (UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik). Selain itu di tahun 2008 Hasto berada dalam Panitia Anggaran (Panggar) RUU APBN No.16 tahun 2008 Perubahan Uu 45-2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008. Di tahun 2008 pula Hasto menjadi Anggota Pansus RUU UMKM (UU No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Di tahun 2009, Hasto masuk ke dalam Pansus RUU Mineral Batubara (UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba). Lalu ia juga masuk ke dalam anggota Pansus RUU Kawasan Ekonomi Khusus (UU No.39 tahun 2009) dan Pansus RUU tentang resi gudang ( UU No.2 tahun 2009). Di tahun 2009 ini pula Hasto menjadi salah satu pengusul hak angket DPT Pemilu 2009.

Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkarir dari bawah sekali di PDI Perjuangan. Pertama kali ia menjadi “tukang ketik” pada rapat-rapat yang dilakukan oleh para senior Partai. Kemudian ia diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP. 

Lalu atas amanah kongres 2010 ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Kesekretariatan yang diputuskan pada Kongres PDI Perjuangan. Di tahun 2014 saat Sekjen PDI Perjuangan saat itu Tjahjo Kumolo diangkat jadi Menteri Dalam Negeri, Hasto Kristiyanto-pun menggantikannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan.

Pada Kongres IV PDI Perjuangan 2015, Hasto Kristiyanto ditunjuk secara resmi menjadi Sekjen PDI Perjuangan untuk masa bakti 2015-2020.

Selama menjabat Sekjen pada periode 2015-2020 atas amanah kongres IV PDIP 2015, Hasto melakukan restrukturisasi administrasi dan perubahan yang mendasar terhadap sistem manajemen Partai.

Keberhasilan inilah yang membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri sangat mempercayai Hasto Kristiyanto dalam pengelolaan Manajemen Administrasi dan Strategi Partai.

Pada tahun 2019 Kongres ke V Partai PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto diangkat kembali menjadi Sekjen PDI Perjuangan dan ini menjadi pertama kalinya Sekjen PDI Perjuangan diangkat dua periode berturut-turut.

Tercatat selama Hasto Kristiyanto menjadi Sekjen PDI Perjuangan, Partai itu mengalami kemenangan dua kali berturut-turut dalam Kontestasi Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) dalam Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 dan tercatat juga kemenangan besar di beberapa agenda Pemilihan Pilkada.

Nailil Hikmah / Magangsinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: