Pemprov Jakarta Imbau Warga Cegah Penularan HMPV dengan 3M dan Pola Hidup Sehat

Oleh: Tarmizi Hamdi
Kamis, 09 Januari 2025 | 05:00 WIB
Masyarakat di Jakarta menggunakan masker dalam aktivitas sehari-hari. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Masyarakat di Jakarta menggunakan masker dalam aktivitas sehari-hari. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Pemprov Jakarta mengimbau seluruh warga untuk mencegah penularan Virus Human Metapneumovirus (HMPV) dengan menghindari penularan dengan etika batuk, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker ketika sakit (3M) serta pola hidup sehat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan HMPV bukan virus baru dan sudah dikenal di dunia medis. Jadi, pihaknya mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi potensi penyebaran virus ini.

“HMPV ditemukan pada 2001. Jadi, virus ini bukanlah virus baru, tidak seperti Covid-19 yang memang baru pertama kali ditemukan pada 2019 lalu. HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA), baik pada saluran napas atas maupun bawah, yang ditemukan hampir sepanjang tahun,” ujar di Jakarta pada Rabu (8/1/2025) yang dikutip dari laman Berita Jakarta.

Ani menjelaskan gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lain juga sama, antara lain batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. 

Jika terjadi infeksi pada saluran napas bawah, akan menjadi bronchitis, pneumonia, atau radang paru. Setidaknya, ada 23 mikroorganisme/agen penyebab lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus Influenza tipe A dan tipe B, Adenovirus, Coronavirus, dan lain-lain.

“Kami mengimbau masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada. Walaupun mayoritas penderita ISPA akibat HMPV tidak mengalami sakit berat, tetapi pada kelompok rentan, yaitu pada kalangan anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, infeksi ini dapat menjadi lebih berat dan membutuhkan perawatan,” tandasnya.

Ani menjelaskan kondisi saat ini relatif masih aman. Sebab, kasus ISPA biasa meningkat menjelang akhir tahun hingga awal tahun.

“Saat ini memang jumlah penderita ISPA dan pneumonia sedang meningkat, sejak bulan November tahun 2024, pola ini relatif berulang setiap tahun dimana kasus ISPA cenderung meningkat menjelang akhir tahun hingga awal tahun,” ungkapnya.

Dari data hasil pemeriksaan, menunjukkan kasus ISPA yang disebabkan oleh HMPV sudah ada sejak 2022 di Jakarta. Virus penyebab ISPA, selain HMPV, yang saat ini beredar dan dominan adalah virus influenza tipe A H1N1 pdm2009, Rhinovirus dan Respiratory Syncytial Virus. 

Hingga kini, sesuai data yang diperoleh Dinas Kesehatan, jumlah penderita ISPA akibat HMPV sebanyak 19 kasus (2022), 78 kasus (s.d Okt 2023), dan 100 kasus (2024). 

“Data ini akan kami terus lengkapi melalui koordinasi dengan berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Laboratorium yang ada di Jakarta,” sebut Ani.

Beberapa upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di antaranya, gencar melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengenali gejala ISPA, mencegah sakit, dan menghindari penularan dengan etika batuk, menggunakan masker ketika sakit, mencuci tangan, hidup sehat untuk  meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, Dinkes Provinsi DKI Jakarta juga menyiapkan fasilitas untuk menangani kasus ISPA dan penyakit menular. 

“Ke depan, kami akan memperkuat sistem kewaspadaan penyakit berpotensi wabah dengan mengembangkan sistem surveilans penyakit berbasis laboratorium, untuk melengkapi sistem surveilans ILI & SARI (Influenza-Like Illnesses & Severe Acute Respiratory Infection) yang telah ada sebelumnya,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: