Kompolnas Soal Lagi Bayar Bayar Bayar Band Sukatani: Bagian dari Kebebasan Berekspresi

Oleh: Bachtiarudin Alam
Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:40 WIB
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)

BeritaNasional.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam menyebutkan bahwa lagu Bayar Bayar Bayar band punk Sukatani merupakan bentuk kebebasan berekspresi sebagai wujud kritik dan masukan.

Hal itu disampaikan Anam untuk menanggapi permintaan maaf band Sukatani dengan menarik lagu Bayar Bayar Bayar yang mengkritik Polri.

“Memang lagu tersebut adalah bagian dari kebebasan berekspresi. Untuk kritik, masukan, dan apa pun namanya,” kata Anam kepada awak media pada Sabtu (22/2/2025).

Anam memandang tidak ada masalah dengan lagu tersebut. Sebab, sesuai arahan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Korps Bhayangkara tidak antikritik sebagai bagian dari evaluasi ke depan.

“Saya kira institusi kepolisian melalui Pak Kapolri jelas kok sikapnya, tidak anti kritik, tidak anti masukan. Oleh karenanya memang saat ini sedang berjalan proses pemeriksaan Paminal apa sebenarnya yang terjadi,” ujar Anam.

Respons dalam menghadapi kritik serupa, lanjut Anam, juga pernah dicontohkan dengan sikap Kapolri yang memfasilitasi lomba-lomba yang menjadi bagian dari sikap Polri dalam merespin kritik.

“Lomba kritik, mural, otokritik, masukan, dan sebagainya kepada kepolisian. Ini tidak hanya sekedar lomba, tapi ini ekspresi dari kepolisian memberikan jaminan terhadap kebebasan berekspresi. Dan tatap muka langsung terhadap yang mengekspresikan masukan atau kritiknya,” ucapnya.

“Sehingga giroh spirit partisipasi pembangunannya, dan ide-ide dasar terkait perubahan-perubahan yang baik, bisa langsung ditangkap dan disampaikan kepada Kapolri dan institusi kepolisian,” tambahnya.

 

Sebab Anam menjelaskan, kebebasan berekspresi itu memang telah diatur pada Pasal 19 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik bagaimana mengatur tentang kebebasan berekspresi. 

Dengan begitu, Anam melihat langkah dan sikap Div Propam Polri yang turut memeriksa anggota dari Ditsiber Polda Jawa Tengah adalah bentuk dalam upaya Polri menjaga kebebasan berekspresi masyarakat.

“Ini merupakan langkah yang juga positif dan kami apresiasi. Ini cerminan dari, apa namanya, skema perlindungan kebebasan berekspresi,” ujarnya.

 

Pemeriksaan Anggota

Div Propam Polri saat ini tengah memeriksa total empat anggota Dit Siber Polda Jawa Tengah imbas permintaan maaf dari Band Sukatani dengan menarik lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ yang mengkritik Polri.

Pemeriksaan itu disampaikan melalui akun resmi X @Divpropam, di mana pemeriksaan turut berkolaborasi dengan jajaran Subbidpaminal Bidpropam Polda Jateng atas atensi Biropaminal Divpropam Polri. 

“Kami sampaikan, sejumlah 4 (Empat) personel Subdit I Ditressiber Polda Jateng telah diperiksa,” tulis akun tersebut, dikutip Sabtu (22/2/2025).

Namun demikian belum ada hasil dari pemeriksaan tersebut, Div Propam Polri baru hanya menjelaskan kalau tindakan ini merupakan wujud bahwa Polri tidak anti kritik dan menerima masukan untuk evaluasi.

“Polri terus memastikan ruang kebebasan berekspresi tetap terjaga. Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan seluruh masyarakat,” tulisnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: