Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 25 Februari 2025

BeritaNasional.com - Sejumlah bencana hidrometeorologi kembali melanda beberapa wilayah di Indonesia akibat curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
BNPB terus memantau perkembangan di lapangan dan berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal.
1. Di Provinsi Jawa Barat, dampak bencana ini cukup signifikan, terutama di Kabupaten Garut. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi, Minggu (23/2/2025) pukul 17.30 WIB memicu tanah longsor di beberapa wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bencana ini berdampak pada tiga kecamatan, yaitu Bungbulang, Pameungpeuk, dan Peundeuy, menyebabkan kerusakan infrastruktur serta korban jiwa.
Dari laporan sementara, dua kepala keluarga (KK) dengan total tujuh jiwa terdampak. Satu korban meninggal dunia atas nama Anang Kardian, sementara satu warga lainnya, Heni, mengalami luka ringan. Kerugian materil yang tercatat meliputi satu unit rumah roboh di Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, dua fasilitas umum rusak di Desa Pameungpeuk dan Desa Saribakti, serta satu sumber air bersih yang terdampak. Selain itu, akses jalan penghubung antara Kecamatan Pameungpeuk dan Cisompet juga mengalami kerusakan, menghambat mobilitas warga.
BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Garut telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan assessment serta penanganan darurat. Proses evakuasi korban yang sempat tertimbun longsor telah berhasil dilakukan, dan rencananya korban akan dimakamkan hari ini.
Saat ini, pembersihan material longsoran tengah dilakukan menggunakan alat berat guna mempercepat pemulihan akses jalan dan fasilitas yang terdampak. Upaya lanjutan terus dilakukan untuk membantu warga terdampak dan mengurangi risiko bencana susulan.
2. Sementara itu, di Kabupaten Cirebon, Senin (24/2/2025) sejak sore hari menyebabkan Sungai Wanganayam dan Sungai Sigranala meluap. Akibatnya, banjir merendam pemukiman warga di Desa Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun.
Bencana ini berdampak pada 110 kepala keluarga (KK) dengan total 330 jiwa terdampak. Ketinggian muka air (TMA) bervariasi antara 20 hingga 60 cm, menggenangi 100 rumah, satu fasilitas pendidikan, satu fasilitas ibadah, serta satu fasilitas kesehatan.
BPBD Kabupaten Cirebon bersama unsur terkait, termasuk TAGANA, BBWS, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta perangkat desa dan masyarakat, telah melakukan upaya penanganan darurat. Proses assessment dan penyisiran wilayah terdampak terus dilakukan untuk memastikan keselamatan warga serta menyalurkan bantuan.
Hingga Senin malam pukul 21.31 WIB, kondisi cuaca masih hujan ringan dan banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kebutuhan mendesak bagi warga terdampak meliputi sanitasi, air bersih, dan logistik makanan.
3. Di Provinsi Jawa Tengah, hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin sore (24/2) menyebabkan anak Sungai Bengawan Solo dan Sungai Jlantah meluap, mengakibatkan banjir di beberapa wilayah Kabupaten Sukoharjo. Genangan air dengan ketinggian rata-rata 20 hingga 100 cm merendam akses jalan dan permukiman di tujuh kecamatan, termasuk Nguter, Sukoharjo, Tawangsari, Polokarto, Grogol, Baki, dan Mojolaban.
Banjir ini berdampak pada 370 kepala keluarga (KK), dengan 300 KK atau sekitar 200 jiwa terpaksa mengungsi. Selain itu, sekitar 370 rumah warga dan dua fasilitas pendidikan terdampak banjir. Saat ini, BPBD Provinsi Jawa Tengah bersama BPBD Kabupaten Sukoharjo telah melakukan upaya evakuasi warga serta menyalurkan bantuan logistik dan matras ke lokasi pengungsian.
Hingga Senin malam pukul 21.30 WITA, air belum surut dan proses evakuasi masih terus dilakukan. Tim gabungan terus bersiaga untuk memastikan keselamatan warga serta mempercepat distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak.
4. Wilayah lainnya, di Kabupaten Boyolali sejak Minggu (23/2) pukul 11.00 hingga 20.00 WIB menyebabkan tanah longsor di beberapa titik. Kejadian pertama dilaporkan pada pukul 18.30 WIB, ketika longsoran tanah menutup jalur SSB di Desa Genting, Kecamatan Cepogo. Selanjutnya, laporan lain menyusul terkait longsor serta rumah terdampak cuaca ekstrem di Desa Senden, Kecamatan Selo, serta Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo.
Berdasarkan pendataan, sebanyak 12 kepala keluarga (KK) terdampak, dengan rincian 6 KK di Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, dan 6 KK di Desa Senden, Kecamatan Selo. Satu orang mengalami luka ringan atas nama Ika Listiyani (23), yang telah mendapatkan perawatan di RSPA. Selain itu, satu orang harus mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Dampak kerusakan akibat bencana ini mencakup 13 unit rumah yang terdampak, serta lima ruas jalan yang terhalang oleh longsoran tanah. Beberapa titik tebing longsor juga menutup bahu jalan, sehingga menghambat mobilitas masyarakat di sekitar lokasi kejadian.
BPBD Kabupaten Boyolali segera berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk POLRI, Pramuka, Dinas Lingkungan Hidup, Damkar Satpol PP, serta relawan untuk melakukan penanganan darurat. Alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan material longsoran di Desa Genting. Upaya pembersihan akses jalan di Gunung Sentir menuju Desa Senden juga tengah dilakukan. Kaji cepat terhadap rumah-rumah terdampak cuaca ekstrem dijadwalkan berlangsung, Senin (24/2/2025), setelah mempertimbangkan faktor keselamatan petugas dan operator alat berat.
Kebutuhan mendesak saat ini meliputi alat berat tambahan untuk membuka akses jalan yang masih tertutup di Desa Senden serta bantuan logistik bagi warga terdampak. Sementara itu, Senin pagi (24/2/2025), pembersihan beberapa titik longsoran di jalur SSB dan jalan penghubung Tumang–Tarubatang telah dilakukan. Namun, sejumlah titik longsor yang masih menutup jalan di Dukuh Muntuk, Brajan, Senden, Sengon, serta Bandungan masih menunggu penanganan lebih lanjut.
5. Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Jambu Kulon, Kecamatan Ceper, pada Senin (24/2). Cuaca ekstrem ini mengakibatkan kerusakan pada puluhan rumah warga serta fasilitas umum. Selain itu, satu pabrik briket roboh, dan jaringan listrik di wilayah terdampak mengalami gangguan.
Dari data sementara, sebanyak 60 kepala keluarga (KK) atau 178 jiwa terdampak. Satu keluarga yang terdiri dari tujuh jiwa terpaksa mengungsi akibat kerusakan parah pada rumah mereka. Selain itu, terdapat satu warga mengalami luka ringan (LR) dan satu warga lainnya luka sedang (LS). Kerugian materil meliputi 60 unit rumah rusak, delapan fasilitas umum terdampak, serta pabrik briket yang roboh akibat kuatnya tiupan angin.
BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Klaten segera melakukan langkah penanganan darurat, termasuk pembersihan pohon tumbang serta koordinasi dengan PLN untuk memulihkan jaringan listrik. Proses asesmen terhadap dampak kerusakan dan kebutuhan warga juga tengah dilakukan guna memastikan bantuan dapat segera diberikan.
Sejumlah instansi dan relawan, termasuk TNI-Polri, Dinas Sosial, dan masyarakat setempat, turut serta dalam upaya pemulihan. Hingga saat ini, penanganan masih berlangsung, sementara kebutuhan mendesak seperti penerangan, terpal, dan peralatan kebersihan menjadi prioritas utama untuk membantu warga terdampak.
6. Banjir juga melanda Kabupaten Sukoharjo, Hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin sore (24/2) menyebabkan anak Sungai Bengawan Solo dan Sungai Jlantah meluap, mengakibatkan banjir di beberapa wilayah Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Genangan air dengan ketinggian rata-rata 20 hingga 100 cm merendam akses jalan dan permukiman di tujuh kecamatan, termasuk Nguter, Sukoharjo, Tawangsari, Polokarto, Grogol, Baki, dan Mojolaban.
Banjir ini berdampak pada 370 kepala keluarga (KK), dengan 300 KK atau sekitar 200 jiwa terpaksa mengungsi. Selain itu, sekitar 370 rumah warga dan dua fasilitas pendidikan terdampak banjir. Saat ini, BPBD Provinsi Jawa Tengah bersama BPBD Kabupaten Sukoharjo telah melakukan upaya evakuasi warga serta menyalurkan bantuan logistik dan matras ke lokasi pengungsian.
Hingga Senin malam pukul 21.30 WITA, air belum surut dan proses evakuasi masih terus dilakukan. Tim gabungan terus bersiaga untuk memastikan keselamatan warga serta mempercepat distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak.
7.Wilayah lainnya, banjir melanda Kabupaten Surakarta, Provinsi Jawa Tengah sejak Senin malam, akibat Sungai Bengawan Solo meluap beberapa permukiman warga di Kecamatan Pasar Kliwon, dan Kecamatan Jebres, terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 40 hingga 120 cm. Banjir mulai menggenangi rumah warga pada Selasa (25/2) dini hari, sekitar pukul 01.45 WIB.
Berdasarkan laporan sementara, sekitar 163 kepala keluarga atau 315 jiwa terdampak di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Sangkrah dan Kelurahan Sewu di Kecamatan Pasar Kliwon, serta Kelurahan Jebres di Kecamatan Jebres. Sementara itu, sebanyak 113 unit rumah terdampak dengan kondisi yang masih dalam pendataan lebih lanjut oleh tim di lapangan.
BPBD Kota Surakarta bersama BPBD Provinsi Jawa Tengah segera melakukan langkah penanganan dengan mendirikan lokasi pengungsian di bantaran Sungai Bengawan Solo. Koordinasi terus dilakukan dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi. Tim relawan dan unsur terkait juga mulai mendistribusikan bantuan logistik, termasuk nasi bungkus untuk warga yang membutuhkan.
Kondisi terkini menunjukkan bahwa banjir berangsur surut, dan sebagian besar warga yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, upaya pemulihan masih terus dilakukan, termasuk aktivasi rumah pompa untuk mempercepat penyusutan genangan air.
8. Di Provinsi Jawa Timur, wilayah Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Minggu sore (23/2) menyebabkan debit air Sungai Dermo meluap. Akibatnya, air menggenangi permukiman warga di Kelurahan Latek, Desa Manaruwi, dan Desa Masangan.
Banjir ini berdampak pada 201 kepala keluarga (KK) atau sekitar 824 jiwa. Selain itu, 201 unit rumah warga turut terdampak akibat tingginya genangan air yang bervariasi, mulai dari 10 cm di Desa Masangan hingga 50 cm di Desa Manaruwi. Sementara itu, genangan di Jalan Raya Pantura Kaliteluh, Kelurahan Latek, sudah mulai surut.
BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Pasuruan telah mengerahkan personel untuk melakukan assessment serta berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Pemantauan terhadap tinggi muka air (TMA) Sungai Dermo terus dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan kenaikan debit air lebih lanjut.
Hingga Minggu malam, kondisi di beberapa titik masih tergenang, terutama di Desa Manaruwi dan Desa Masangan. Warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan yang dapat memperparah kondisi banjir. Upaya pemantauan dan penanganan akan terus dilakukan guna memastikan keselamatan warga serta percepatan pemulihan daerah terdampak.
BNPB mengimbau masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan kondisi tanah labil.
8 bulan yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 23 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 9 jam yang lalu