Senin, 10 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Kemenag Kirim 213 Dai Perempuan ke Wilayah 3T

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 10 Maret 2025 | 07:00 WIB
Kemenag Kirim 213 Dai Perempuan ke Wilayah 3T. (Foto/Kemenag).
Kemenag Kirim 213 Dai Perempuan ke Wilayah 3T. (Foto/Kemenag).

BeritaNasional.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengirim 1.000 dai ke berbagai wilayah Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T) selama bulan Ramadan 1446 H/2025 M. Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan, dari jumlah tersebut, 213 orang atau 21% yang diberangkatkan adalah perempuan (daiyah).

Zayadi menegaskan, keterlibatan daiyah dalam program ini bagian dari strategi penguatan peran perempuan dalam dakwah Islam yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Daiyah tidak hanya menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga berperan dalam pemberdayaan perempuan, pendidikan keagamaan anak-anak, serta memperkuat ketahanan sosial di masyarakat. Kehadiran mereka sangat dibutuhkan, terutama di daerah yang selama ini memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keagamaan,” ujar Zayad dalam siaran persnya dikutip dari laman Kemenag, Senin (10/3/2025).

Zayadi berharap, program ini bermanfaat untuk masyarakat di wilayah 3T, dan semakin banyak daiyah yang terlibat di masa mendatang. “Kami ingin memastikan bahwa dakwah di Indonesia semakin inklusif dan bisa menyentuh semua lapisan masyarakat. Peran perempuan dalam dakwah harus terus diperkuat agar semakin banyak komunitas yang mendapatkan manfaatnya,” ungkapnya.

Fikih Wanita

Analis Kebijakan Ahli Muda pada Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam, Kemenag, Subhan Nur mengatakan, peran daiyah sangat strategis, terutama dalam memberi pemahaman agama yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu peran kunci daiyah di lapangan, menurutnya, adalah memberi bimbingan dan konsultasi keagamaan terkait permasalahan fikih wanita, yang selama ini masih sering menjadi kendala bagi perempuan di daerah terpencil.

“Kehadiran daiyah sangat penting, terutama untuk menjawab berbagai persoalan fikih wanita yang sering kali sulit dibahas secara terbuka di masyarakat. Dengan pendekatan yang lebih personal, mereka dapat menjadi tempat konsultasi bagi para ibu dan remaja perempuan dalam memahami hukum Islam terkait haid, nifas, pernikahan, serta peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Selain memberi ceramah dan mengajar mengaji, para daiyah juga terlibat dalam berbagai program sosial, seperti pemberdayaan ekonomi perempuan, edukasi kesehatan keluarga, serta pembinaan akhlak generasi muda.

Perjuangan Daiyah

Dihubungi terpisah, Siti Kasumah, salah satu daiyah yang ditugaskan ke Desa Laelangge, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, merasakan langsung tantangan berdakwah di daerah 3T. Berasal dari Desa Jabi-Jabi Barat, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, perempuan berusia 27 tahun ini harus menempuh perjalanan yang tidak mudah untuk sampai ke lokasi tugasnya.

“Medannya cukup sulit. Saya harus melewati jalan berbatu dan sebagian besar masih tanah merah. Kalau hujan turun, jalannya makin licin. Tapi semua itu saya jalani dengan niat dakwah,” ungkapnya.

Desa Laelangge sendiri merupakan wilayah terpencil dengan akses terbatas terhadap pendidikan agama. Banyak anak-anak yang belum lancar membaca Al-Qur’an, serta kaum ibu yang masih minim pemahaman tentang fikih ibadah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Siti.

“Di sini saya bukan hanya mengajar mengaji, tetapi juga memberi bimbingan keagamaan bagi para ibu, termasuk tentang fikih wanita. Mereka antusias sekali, karena selama ini jarang ada pendakwah perempuan yang bisa mereka ajak berdiskusi lebih dalam tentang persoalan keagamaan yang mereka alami,” katanya.

Menurut Siti, salah satu kendala utama dalam berdakwah di wilayah ini adalah keterbatasan infrastruktur, fasilitas di masjid/musala, dan akses informasi.

“Jaringan internet lemah, listrik juga kadang padam. Fasilitas di masjid/musala masih sangat terbatas. Tapi saya bersyukur, masyarakat di sini sangat terbuka dan mendukung program dakwah kami,” pungkasnya.

 sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: