2 Perusahaan Raksasa Teknologi India Sepakat Datangkan Starlink Elon Musk

BeritaNasional.com - Dua perusahaan telekomunikasi terbesar di India, Reliance Jio dan Bharti Airtel, telah menandatangani perjanjian terpisah dengan SpaceX milik Elon Musk untuk menghadirkan layanan internet satelit Starlink ke India.
Dilansir dari BBC News pada Kamis (13/3/2025), kesepakatan ini mengejutkan banyak analis telekomunikasi karena Elon Musk sebelumnya terlibat perselisihan terbuka dengan kedua perusahaan tersebut.
Perjanjian ini dibuat di tengah pembahasan antara pejabat India dan AS mengenai kesepakatan perdagangan, sementara Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif balasan pada 2 April.
Namun, perjanjian ini masih bergantung pada izin dari pemerintah India agar SpaceX dapat memulai operasinya di negara tersebut.
Saat ini, Starlink memiliki 4,6 juta pelanggan di seluruh dunia. Meskipun SpaceX telah merencanakan peluncuran layanan di India sejak 2021, hambatan regulasi menyebabkan keterlambatan.
Jio dan Airtel berencana mengintegrasikan jaringan seluler mereka dengan Starlink untuk menyediakan layanan internet bagi masyarakat dan bisnis, termasuk di wilayah pedesaan dan terpencil.
Jio akan menjual perangkat Starlink di gerai fisik dan toko daringnya, serta menawarkan layanan pemasangan perangkat.
Sementara itu, Airtel sedang menjajaki opsi serupa. Airtel juga menilai bahwa kerja sama ini, bersama dengan kemitraan mereka dengan pesaing Starlink, Eutelsat OneWeb, dapat memperluas jangkauan konektivitas mereka.
Banyak pihak tidak mengantisipasi bahwa Jio dan Airtel akan menjalin kesepakatan serentak dengan Starlink. Sebelumnya, Jio dianggap sebagai pesaing utama Starlink dalam pasar internet satelit India.
Mukesh Ambani dan Sunil Bharti Mittal, pemilik Jio dan Airtel, telah menentang permintaan Musk agar spektrum satelit dialokasikan secara administratif.
Sebaliknya, mereka lebih mendukung sistem lelang kompetitif. Namun, pada Oktober lalu, pemerintah India memutuskan untuk mengalokasikan spektrum secara administratif, sebuah kemenangan besar bagi Musk.
Kemitraan ini terjadi setelah keputusan kebijakan tersebut serta pertemuan antara Musk dan Perdana Menteri India Narendra Modi di Washington. Mereka membahas kerja sama dalam teknologi ruang angkasa dan mobilitas.
Menurut analis teknologi Prasanto K Roy, pengaruh Musk di pemerintahan AS "sangat besar" dan mungkin berkontribusi terhadap keputusan India untuk tidak mendukung sistem lelang spektrum yang diusulkan Jio.
India adalah pasar internet terbesar kedua di dunia, tetapi sekitar 670 juta dari 1,4 miliar penduduknya masih belum memiliki akses internet, menurut laporan GSMA tahun 2024.
Layanan internet satelit menawarkan solusi bagi daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke layanan broadband tradisional seperti DSL atau kabel.
Analis Counterpoint Research, Tarun Pathak, mengatakan, "Starlink jelas menjadi pemenang." Jika kerja sama ini disetujui, Musk akan mendapatkan akses ke sekitar 70% pengguna seluler di India.
Pathak menambahkan bahwa kehadiran Starlink di India dapat memberikan skala ekonomi yang signifikan, mengingat tingginya biaya operasional layanan internet satelit.
Selain itu, kemitraan ini juga membantu Starlink mematuhi undang-undang lokalisasi data India.
Bagi konsumen, harga layanan menjadi faktor utama. Saat ini, paket internet satelit dihargai sekitar $150 per bulan, sementara layanan data seluler di India hanya sekitar 150 rupee ($2). Namun, menurut Roy, kerja sama dengan Airtel dan Jio berpotensi menurunkan harga layanan internet satelit menjadi sekitar 3.000 rupee.
"Selain itu, harga kemungkinan akan tetap menguntungkan bagi Musk dan tidak terlalu rendah, karena Jio dan Airtel menawarkan layanan serupa," ujar Roy.
Analis juga menilai bahwa bagi Jio dan Airtel, kerja sama ini adalah akibat dari kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan bagi mereka.
"Jio berharap sistem lelang dapat meningkatkan hambatan masuk bagi pesaing lainnya. Namun, karena itu tidak terjadi, mereka akhirnya memilih untuk bekerja sama," tambah Roy.
Pathak berpendapat bahwa pemerintah India mungkin lebih memilih untuk bekerja sama dengan Musk daripada bersaing dengannya, terutama dengan ancaman tarif perdagangan dari Trump dan negosiasi perdagangan yang masih berlangsung.
9 bulan yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu