Selasa, 18 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Pembekuan VoA, Pakar: Dia Ingin Menjadi Presiden Populis Bagi Rakyat yang Memillihnya

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Senin, 17 Maret 2025 | 19:30 WIB
Donald Trump alami penembakkan saat kampanye (BeritaNasional/Pixabay)
Donald Trump alami penembakkan saat kampanye (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Berbagai kebijakan yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan dampak luas terhadap berbagai aspek. Tidak hanya berdampak bagi negara tersebut tapi juga berdampak ke negara lain. Salah satu keputusan kontroversialnya belum lama ini yakni membekukan kantor berita Voice of Amerika (VOA) yang telah berdiri sejak lama. 

Pakar ilmu hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Suzie Sudarman menilai keputusan Donald Trump tersebut merupakan upaya sebagai pimpinan yang populis. Ia disebut mencoba menyentuh rakyat Amerika yang kurang terdidik untuk menggelorakan Donald Trump sebagai presiden populis. 

"Kalau kita mau berpikir negatif dia agen Rusia. Dia memang menggunakan cara yang menyentuh rakyat amerika yang kurang terdidik untuk menggelorakan dia presiden0 populis. Dengan kata-kata amerika menjadi miskin karena perang terus, karena banyak imigran masuk dan isu rasial lainnya. Jadi dia gunakan kata-kata seperti untuk warga amerika yang sudah memilih dia," jelasnya saat dihubungi, Senin (17/3/2025).

Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika UI ini juga menerangkan, sikap pengusaha tersebut sangat jelas bertujuan memberikan hadiah kepada pemilihnya dengan pernyataan yang kontroversial dan rasis, salah satunya menyoal imigran yang masuk ke negara itu.

"Jadi ini ada yang disebut perjanjian yang harus ada yang menjaga agar bisa seimbang. Apa itu? hegemoni bahwa ada dana yang dikeluarkan, habis yang membuat miskin rakyat amerika. Padahal sebagian penduduk yang jadi miskin adalah kulit putih yang rasis dan malas bekerja," tukasnya.

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump membekukan anggaran lembaga penyiaran dan media pemerintah termasuk Voice of America (VOA). Kebijakan ini disebut sebagai dampak efisiensi besar-besarannya yang terus meluas.
Pembekukan anggaran ini menjadikan ratusan jurnalis VOA dan media lain yang didanai pemerintah dalam status cuti paksa dan operasional berhenti.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: