China Disebut Balas Tarif AS, WTO: Ketegangan Perdagangan Terus Meningkat

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Kamis, 10 April 2025 | 20:18 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  China menaikan tarif tambahan menjadi 84% barang impor dari Amerika Serikat. Hal ini menjadi sikap balasan negeri pohon bambu itu setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penaikan tarif timbal balik/resiprokal yang nilainya menyulut perang dagang. 

Penaikan tarif yang awalnya 34% menjadi 84% mendapat penolakan serius dari China bahkan dinilai melanggar hak dan kepentingan China.

Langkah AS ini merupakan tindakan tipikal dari unilateralisme, proteksionisme, dan penindasan ekonomi, yang sangat merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dan secara signifikan mengganggu stabilitas tatanan ekonomi global, ujar Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China.

China pun mendesak pihak AS untuk segera memerbaiki tindakannya yang salah, mencabut seluruh kebijakan tarif unilateral terhadap China, dan menyelesaikan perselisihan dengan benar melalui dialog yang setara atas dasar saling menghormati.

Sementara itu Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala memerkirakan volume perdagangan antara China dan Amerika Serikat dapat mengalami penurunan drastis hingga 80% akibat meningkatnya tarif perdagangan, demikian disampaikan.

“Ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan China menimbulkan risiko serius terhadap penyusutan tajam dalam hubungan dagang bilateral. Proyeksi awal kami menunjukkan bahwa perdagangan barang antara kedua negara ini bisa menurun hingga 80%,” ujar Okonjo-Iweala dalam sebuah pernyataan.

Dampak negatif dari kebijakan tarif tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh AS dan Tiongkok saja, tetapi juga akan menjalar ke perekonomian negara-negara lain.

Jika dunia terbelah menjadi dua blok ekonomi yang saling bersaing, hal ini dapat menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) global secara jangka panjang hingga hampir 7%. (Antara)sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: