Kasus Kematian Mahasiswa UKI Masih Jadi Misteri, Polisi Belum Punya Bukti Pengeroyokan

BeritaNasional.com - Penyebab meninggalnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Ezra Walewangko masih menjadi teka-teki.
Hasil penyelidikan polisi belum menemukan bukti yang cukup kuat untuk menyimpulkan korban tewas akibat dikeroyok.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan, di antara 44 saksi yang diperiksa, hanya satu yang memberikan keterangan tidak sejalan dengan keterangan lain.
“Setelah kita dalami juga tidak bisa menyampaikan dan tidak bisa menyakinkan kita bahwa telah terjadi pengeroyokan,” kata Nicolas kepada wartawan pada Sabtu (12/4/2025).
“Karena posisi saksi yang satu orang ini berada jauh dari keberadaan korban pada saat itu. Dan, keterangan dari ke-44 saksi itu, belum ada yang bisa membuat keyakinan dari penyidik untuk ditingkatkan dari proses penyelidikan ke proses penyidikan,” tambahnya.
Sebab, lanjut Nicolas, dalam kasus ini, pihaknya telah sangat hati-hati dalam menyelidikinya karena menyangkut nyawa orang sehingga hanya bisa dijelaskan oleh ahli forensik yang masih bekerja sampai saat ini.
“Karena yang bisa menjelaskan luka-luka, menjelaskan keberadaannya, apa, mayat dan juga penyebab kematian itu, adalah pihak yang bertanggung jawab. Yang memiliki kompetensi untuk menyampaikannya. Dalam hal ini adalah ahli forensik,” tuturnya.
Sebelumnya, keluarga mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Erza Walewangko meminta Polda Metro Jaya segera mengambil alih kasus kematian anaknya dari Polres Metro Jakarta Timur.
Permintaan itu disampaikan kuasa hukum keluarga, Samuel Parasian Sinambela, karena merasa kasus yang ditangani Polres Metro Jakarta Timur tidak kunjung mendapat titik terang.
“Sampai detik ini, tidak diketahui. Tidak ada pelaku yang bertanggung jawab. Sehingga keluarga Khenza melaporkan ke Polda Metro jaya atas kematian keluarga. Dan laporan itu sudah diperiksa saksi pelapor,” ucap Samuel kepada wartawan pada Jumat (11/4/2025).
Menurut dia, keluarga yang telah menanti untuk adanya titik terang tidak kunjung didapatkan. Pihak keluarga mendapatkan beberapa kejanggalan yang berujung kecurigaan kepada pihak Polres Metro Jakarta Timur.
“Kejanggalan-kejanggalan yang dia sebagai orang tua, sebagai keluarga. Ini Janggal,” ucapnya.
Misalnya, kata Samuel, terkait posisi Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahaean yang merupakan dosen tetap Fakultas Hukum UKI. Hal itu diyakininya membuat penanganan kasus tidak akan objektif.
"Bagaimana persoalan itu bisa terungkap kalau memang ini janggal, udahlah biar serahkan ke Polda Metro Jaya, biar diungkapkan ke Polda Metro Jaya," ujar dia.
Samuel berharap kasus ini seharusnya bisa memberikan rasa keadilan bagi keluarga. Dengan harapan petugas yang menangani kematian Kenzha dapat segera ditemukan untuk bertanggung jawab.
“Siapa pelakunya? Kenapa gak diserahkan kepada yg berwajib.Ada yang ditutup-tutupi kah? Ada yang diskenariokan kah? Sehingga menurut saya harus terang benderang, berlaku jujur, terbuka, katakan kebenaran di atas kebenaran. Katakan salah di atas kesalahan,” bebernya.
Kejanggalan lain, lanjut Samuel, adalah keterangan daripada mahasiswa yang dianggap penyidik Polres Metro Jakarta Timur masih diragukan. Padahal, setiap keterangan haruslah dimasukan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
“Sekecil apa pun itu. Supaya tidak ada yang ditutup-tutupi. Supaya tidak ada yang misteri. Sehingga keluarga merasa bahwa, oh iya, kalau memang itu, biar kita uji. Kan gitu,” tuturnya.
10 bulan yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu