Uskup Suharyo: Hasto Anggap Penahanan di KPK Sebagai Retret Rohani

Oleh: Panji Septo R
Senin, 14 April 2025 | 16:30 WIB
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo saat jenguk tahanan KPK dan Hasto di rutan KPK. (BeritaNasional/Panji)
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo saat jenguk tahanan KPK dan Hasto di rutan KPK. (BeritaNasional/Panji)

BeritaNasional.com -  Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan perbincangannya dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat berada di rutan KPK. 

Hasto menurutnya telah menganggap penahanannya tersebut sebagai sebuah retret atau masa pemurnian diri secara rohani.

Hasto juga menyebut rutan KPK sebagai tempat untuk memurnikan diri melalui doa, refleksi diri dan aktivitas spiritual lainnya.

“Mas Hasto merasa bahwa ini adalah masa untuk retret. Kata retret dipakai untuk memurnikan diri,” ujar Suharyo di Gedung Merah Putih, Senin (14/4/2025).

Suharyo juga mengungkapkan selama di tahanan, Hasto mengisi waktunya dengan berdoa, membaca kitab suci, berolahraga, menulis, serta berdiskusi dengan sesama tahanan.

“Pagi bangun, berdoa doa doa yang tidak sempat diucapkan pada waktu beliau masih aktif itu sekarang ada kesempatannya untuk mendoakannya secara lengkap,” tuturnya.

Ia menilai Hasto tetap merasa memiliki makna dan nilai hidup meski berada dalam tahanan. Ia merasa memiliki ruang untuk kontemplasi dan spiritualitas.

“Pak Hasto di dalam rumah tahanan ini menemukan waktu untuk berdoa, berdiskusi, dan menulis refleksi-refleksi yang menjadi buah dari peristiwa ini,” tambahnya.

Selain itu, Kardinal Suharyo juga mengungkapkan bahwa Hasto menjalankan puasa selama tiga hari tiga malam dalam rangka ibadah Paskah. Ia menyebut praktik tersebut cukup ekstrem dan tidak mudah dijalani oleh banyak orang.

“Salah satu yang boleh dikatakan ekstrem adalah menjalankan puasa tiga hari tiga malam, tidak makan dan tidak minum,” ucapnya.

“Itu sesuai dengan salah satu tokoh dalam Kitab Suci yang bernama Ester—tiga hari tiga malam. Saya ini tidak makan setengah hari saja sudah pusing,” tandasnya.
 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: