Wajib Militer Belum Diterapkan, Kemhan Fokus pada Komcad dan Bela Negara

Oleh: Bachtiarudin Alam
Jumat, 18 April 2025 | 08:12 WIB
Karo Infohan Setjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang. (Foto/Kemhan).
Karo Infohan Setjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang. (Foto/Kemhan).

BeritaNasional.com - Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengakui jika penerapan wajib militer (wamil) di Indonesia saat ini masih bersifat sukarela. Sebagaimana bagian dari pelaksanaan program komponen cadangan (komcad) maupun bela negara.

Demikian penjelasan Karo Infohan Setjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, saat menjawab pertanyaan dalam sebuah diskusi daring yang digelar Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS), Kamis (17/4/2025).

“Nah kita memang saat ini sifatnya adalah sukarela, melalui komcad kemudian jg ada bela negara,” kata Frega dikutip Jumat (18/4/2025).

Menurutnya, jika penerapan 'wajib' seperti di sejumlah negara lain untuk seluruh warganya seperti Korea Selatan, Singapura, dan Jerman diadopsi oleh Indonesia pasti akan membutuhkan biaya yang besar.

“Mungkin kalau misalnya, nanti kita sudah punya anggaran yang jauh lebih banyak, bukan tidak mungkin kita bisa menerapkan kebijakan yg lebih maju ya seperti wajib militer. Tapi tentunya, ini butuh biaya yang banyak,” ucapnya.

Meski begitu, Frega menyarankan agar masyarakat tidak salah mengartikan jika wajib militer ini bukan sebagai bentuk militerisasi. Karena, sebagaimana konstitusi telah mewajibkan setiap warga negara untuk menjaga pertahanan.

“Tentunya bukan berarti jangan dilihat ini sebagai bentuk militerisasi ya. Tapi ini adalah bentuk juga tanggungjawab bagaimana, kan amanah konstitusi adalah pertahanan adalah hak dan kewajiban setiap warga negara,” kata dia.

Maka dari itu, Frega menerangkan kehadiran komponen cadangan memang telah disiapkan sebagai bagian pendukung untuk komponen utama militer yakni TNI.

“Saat ini memang dengan keterbatasan anggaran yang kita punya, kita baru mencetak beberapa ribu dan tentunya melalui seleksi. Mereka pun juga sewaktu waktu ada kondisi darurat siap untuk dimobilisasi,” jelasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: