PBB: Serangan Israel Melanggar Kedaulatan Suriah

BeritaNasional.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah Suriah. Ia menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara itu.
Dalam konferensi pers, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan, Guterres merasa prihatin dengan meningkatnya ketegangan di beberapa kawasan di Damaskus, dan mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil.
"Sekjen PBB juga mengecam pelanggaran Israel terhadap kedaulatan Suriah, termasuk serangan udara terbaru yang terjadi di dekat istana presiden di Damaskus," kata Dujarric.
"Israel harus menghentikan serangan-serangan itu dan menghormati kedaulatan, kesatuan, integritas teritorial, dan kemerdekaan Suriah," katanya.
Menurut Dujarric, Guterres mengapresiasi upaya pemerintah Suriah untuk meredam kekerasan serta menjaga keamanan dan stabilitas
Sekjen PBB, kata dia, juga menyerukan agar otoritas Suriah melakukan investigasi secara transparan dan terbuka terhadap semua pelanggaran yang terjadi.
"Selain itu, Sekretaris Jenderal juga menekankan pentingnya mendukung transisi politik yang dapat dipercaya, tertib, dan inklusif di Suriah sesuai prinsip-prinsip utama Resolusi 2254 (2015)," kata Dujarric.
Sebelumnya pada Jumat pagi, militer Israel melancarkan serangan udara yang menyasar kawasan di dekat istana presiden di ibu kota Suriah, Damaskus.
Para pejabat Israel berdalih bahwa serangan itu menjadi peringatan bagi kelompok bersenjata di kawasan selatan Damaskus yang dianggap membawa ancaman terhadap komunitas Druze berada.
Serangan itu dianggap sangat provokatif karena terjadi hanya beberapa jam setelah para tokoh Druze merilis pernyataan video yang menegaskan komitmen mereka terhadap persatuan Suriah dan penolakan terhadap segala bentuk perpecahan atau separatisme.
Para pengamat menilai bahwa serangan Israel tersebut tampaknya bertujuan untuk mengeksploitasi ketegangan antarsuku, khususnya di kalangan komunitas Druze di Suriah, guna membenarkan intervensi dan mendorong perpecahan di negara itu.
Sumber: Antara
HUKUM | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu