Angkatan Udara Yunani Bakal Diperkuat 20 Jet Tempur Siluman F-35

BeritaNasional.com -  Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) resmi menyetujui kontrak senilai $17,2 juta (sekitar Rp 276 miliar) untuk Lockheed Martin, guna mendukung proses integrasi Yunani ke dalam program jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter.

Dalam keterangan resminya, Pentagon menyebut bahwa kontrak ini mencakup layanan teknis dan rekayasa, manajemen program, pelatihan, serta kebutuhan khusus lainnya yang mendukung Yunani sebagai pelanggan ekspor militer asing (Foreign Military Sales/FMS) untuk pesawat tempur F-35.

Seluruh proyek dijadwalkan rampung pada Mei 2028, dan akan dilakukan di berbagai lokasi di Amerika Serikat, termasuk California, Texas, Florida, Maryland, serta South Carolina. Sekitar 4% dari pekerjaan akan dikerjakan di fasilitas yang berlokasi di Lancashire, Inggris.

Yunani sendiri telah menandatangani kesepakatan untuk bergabung dengan program F-35 pada Juli tahun lalu, dan diperkirakan akan menerima 20 unit untuk memperkuat armada Angkatan Udara Yunani dalam beberapa tahun ke depan.

F-35A merupakan varian konvensional dari jet tempur generasi kelima buatan Lockheed Martin. Pesawat ini dirancang dengan teknologi siluman (stealth), mampu terbang di ketinggian lebih dari 50.000 kaki, serta memiliki jangkauan tempur hingga lebih dari 2.170 kilometer.

Selain kemampuan manuver yang tinggi dan sistem avionik canggih, F-35A juga dapat beroperasi dalam berbagai kondisi pertempuran modern.

Langkah Yunani untuk bergabung dalam program F-35 dipandang sebagai bagian dari upaya negara tersebut memperkuat keamanan udara dan memperdalam kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya.

Program ini juga menjadi sinyal kuat atas meningkatnya pengaruh dan kepercayaan Washington terhadap Athena dalam sektor pertahanan.

Dukungan teknis dan pelatihan yang disediakan Lockheed Martin lewat kontrak ini akan menjadi pondasi penting bagi Yunani dalam mengoperasikan dan merawat F-35 secara mandiri, sekaligus memperkuat interoperabilitas dengan sekutu-sekutu NATO.