Barak Militer untuk Anak Nakal? Ini 5 Fakta Pertemuan Dedi Mulyadi dan Pigai

BeritaNasional.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Natalius Pigai pada Kamis (8/5/2025) untuk membahas berbagai persoalan sosial di Jawa Barat, termasuk rencana membawa anak-anak sekolah bermasalah ke barak militer.
Dedi atau yang akrab disapa Demul mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk membentuk karakter, memperbaiki pola hidup, serta memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak yang terlibat masalah disiplin, narkoba, hingga kekerasan di lingkungan sekolah.
Berikut lima fakta penting dari kunjungan Demul ke Menkum HAM:
1. Demul Soroti Krisis Kualitas Hidup Anak Muda
Dedi Mulyadi menyoroti menurunnya kualitas hidup generasi muda di Jawa Barat, terutama pelajar tingkat SMP dan SMA. Ia mengatakan banyak anak terbiasa tidur hingga pukul 4 pagi karena bermain game online, yang menyebabkan mereka sering bolos sekolah.
“Mereka rata-rata tidurnya jam 4 pagi. Waktunya habis untuk main game online. Dampaknya, mereka jadi tidak sekolah,” ujar Demul.
Tak hanya itu, ia menyebut anak-anak tersebut juga kerap terlibat dalam aksi kekerasan yang terekam dan viral di media sosial.
“Ada pertarungan terbuka dan tertutup yang menyebabkan banyak luka hingga korban meninggal,” katanya.
2. Anak-Anak Konsumsi Obat Ilegal dan Miras
Demul juga menyinggung maraknya peredaran obat-obatan terlarang dan minuman keras yang mudah diakses anak-anak, bahkan oleh siswa SMP.
“Ada obat berharga di bawah Rp10 ribu, seperti eksimer dan sejenisnya, dijual secara terbuka. Ini bisa diakses oleh anak-anak,” ungkapnya.
Menurutnya, masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya melalui konseling di sekolah atau pembinaan dalam keluarga. Dibutuhkan pendekatan lain, termasuk pola pendidikan berbasis disiplin.
“Kita butuh langkah jangka pendek. Ini soal pendidikan karakter dan bela negara,” ujarnya.
3. Libatkan TNI untuk Pendidikan Disiplin
Untuk mengatasi persoalan ini, Dedi mengusulkan kerja sama dengan TNI, yang dinilai memiliki sistem pelatihan dan pendidikan disiplin yang terbukti efektif, baik bagi militer maupun sipil.
“Hari ini banyak pelatihan industri digelar di Kodam III/Siliwangi, Lembang,” katanya.
Ia menyampaikan kepada Pigai bahwa metode pelatihan akan meliputi pembatasan penggunaan HP, larangan motoran, miras, narkoba, dan kebiasaan negatif lainnya.
4. Jadwal Ketat dan Kegiatan Terstruktur di Barak Militer
Selama di barak, anak-anak akan menjalani jadwal ketat dengan aktivitas disiplin. Mereka akan bangun pukul 04.00, salat Subuh, mendapat bimbingan rohani, olahraga, dan kegiatan belajar yang mirip seperti sekolah formal.
“Setelah olahraga, mereka masuk ruang kelas. Lalu ada program minat bakat, kegiatan ngaji, dan tidur malam maksimal pukul 10,” terang Demul.
Pemprov Jabar juga akan mendatangkan guru dari berbagai wilayah untuk mengisi materi pembelajaran sesuai kurikulum dan bakat siswa.
5. Demul Konsultasikan Program ke Menkum HAM
Seluruh konsep ini dikonsultasikan Demul kepada Menkum HAM Natalius Pigai guna memastikan tidak ada pelanggaran hak asasi anak.
“Kami pastikan tidak ada pelanggaran hak anak. Justru ini memberikan ruang bagi mereka untuk belajar dan hidup lebih baik,” kata Demul.
Ia menegaskan, program ini adalah solusi bagi anak-anak yang kerap membolos dan hidup di jalanan. Menurutnya, lingkungan barak jauh lebih baik dibanding lingkungan rumah atau sekolah yang tidak mendukung perubahan perilaku.
“Ini upaya Pemprov Jabar bersama pemda kabupaten/kota dalam menyongsong Generasi Emas Indonesia 2045,” pungkasnya.
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu