Pimpinan Sidang Parlemen Negara OKI, Puan Ungkap Tantangan Negara Muslim

Oleh: Ahda Bayhaqi
Rabu, 14 Mei 2025 | 12:13 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin sidang Komite Umum (General Committee). (Foto/Istimewa)
Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin sidang Komite Umum (General Committee). (Foto/Istimewa)

BeritaNasional.com - Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin sidang Komite Umum (General Committee) Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Sidang digelar di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Sidang ini merupakan pertemuan ke-26 Komite Umum PUIC dengan Indonesia sebagai tuan rumah konferensi PUIC ke-19. Puan duduk di meja pimpinan bersama Sekjen PUIC Mouhamed KhouraichiNiass, dan Deputi Sekjen PUIC Ali Asghad Mohammadi Sinjani.

"Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, pertemuan ke-26 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) General Committee saya nyatakan dibuka," ujar Puan membuka sidang dengan ketukan palu tiga kali.

Puan mengatakan, sidang ini akan mendiskusikan isu penting dan krusial tentang eksistensi umat di negara muslim dan negara mayoritas penduduknya muslim.

"Kita berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu yang penting dan krusial bagi eksistensi umat di negara muslim maupun negara dengan penduduk mayoritas muslim," ujarnya.

Puan mengatakan, umat muslim di dunia mencapai 2 miliar penduduk atau telah mendominasi hampir 25 persen populasi global.

"Idealnya, kita dapat menjadi elemen kekuatan baru dari tatanan dunia. Pada satu titik, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dunia. Kita adalah kekuatan peradaban yang menekankan persatuan umat," kata Puan.

"Islam adalah peradaban yang menghargai keberagaman dan pluralisme, sebagaimana tercermin di Piagam Madinah. Bahkan Islam pernah mencapai masa kejayaan dan keemasan yang melahirkan filsuf, ilmuwan, insinyur, yang berkontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan dunia," sambungnya.

Beragam tantangan domestik dan global yang membayangi negara muslim dan negara berpenduduk mayoritas muslim. Yaitu untuk menampilkan perannya sebagai kelompok yang diperhitungkan di dunia.

"Di level domestik, kita masih perlu menjawab berbagai pertanyaan dari publik mengenai mampukah kita menyediakan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel," ujar Puan.

"Di sisi lain, kita juga harus menavigasi beragam cengkeram kepentingan politik global dan memperkuat upaya menjaga soliditas antarnegara anggota OKI," sambung politikus PDIP ini.

Oleh karena itu, Puan mengaku merasa berbahagia melihat Delegasi Parlemen Negara-Negara OKI dapat hadir mendiskusikan topik utama konferensi kali ini yakni “PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience”. 

"Topik ini menjadi pilihan sebagai upaya kita melihat dan membangun ke dalam, baik sebagai negara, parlemen, maupun organisasi PUIC, agar dapat berkontribusi lebih baik ke umat dan publik serta dunia," kata Puan.

Sejak kesepakatan pembentukan pada tahun 1999 dan kemudian secara resmi beroperasi sejak tahun 2000, Puan mengatakan sudah banyak hal yang dilakukan PUIC.

"Organisasi antarparlemen negara Islam dan berpenduduk mayoritas Islam ini telah mengarungi beragam perjalanan dalam upaya memperkuat solidaritas antarparlemen dan umat," ujarnya.

"Kini seiring dengan perayaan ke-25 dari PUIC (silver jubilee), sudah saatnya bagi kita untuk menata kembali bagaimana sebuah organisasi parlemen dan antarparlemen berjalan," imbuhnya.

Dalam sidang 26th Session of the PUIC General Committee ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUIC Mouhamed KhouraichiNiass dan Presiden PUIC ke-18, Ketua Majelis Nasional Republic Pantai Gading, Adama Bictogo turut menyampaikan pandangan.

Puan pun memuji keberhasilan parlemen Pantai Gading yang memegang keketuaan PUIC tahun 2024, khususnya sang ketua, Adama Bictogo yang memegang tongkat Presidensi PUIC ke-18.

"Peran signifikan Yang Mulia Presiden PUIC ke-18 dalam memimpin PUIC setahun ke belakang dan menavigasi kepentingan organisasi dalam beragam agenda global merupakan peran berharga dalam sejarah PUIC," ujarnya.

Usai penyampaian pendapat, sesi sidang ini kemudian melakukan pemilihan komposisi Kepemimpinan Biro untuk Konferensi PUIC ke-19 yang terdiri dari Presiden Konferensi, dua Wakil Ketua dan Rapporteur (pelapor). 

Sejalan dengan Pasal 4 Statuta PUIC, Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai tuan rumah akan memimpin memimpin jalannya Konferensi PUIC ke-19. Sementara dua Wakil Ketua lainnya akan dipilih dari Ketua Delegasi parlemen dari kawasan lainnya yakni dari Kelompok Afrika dan Kelompok Arab. Lalu, Rapporteur akan dipilih dari delegasi yang hadir.

Puan lalu meminta persetujuan anggota PUIC yang mengikuti sidang atas nama-nama tersebut.

"Pada kesempatan ini, saya meminta persetujuan peserta untuk merekomendasikan nama-nama tersebut untuk disetujui sebagai anggota Biro Pimpinan Konferensi PUIC ke-19. Apakah dapat disetujui?" tanya Puan.

“Setuju,” jawab peserta sidang serentak dilanjutkan ketukan palu sidang Puan tanda pengesahan.

Selain memilih Biro Pimpinan Konferensi PUIC ke-19, peserta sidang juga menyepakati agenda dan program kerja PUIC General Committee ke-26, serta hasil laporan kerja organisasi dalam aktivitas terkait PUIC General Committee.

Sebagai informasi, Konferensi PUIC ke-19 akan dibuka nanti malam yang rencananya turut dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto. Puan siang ini juga dijadwalkan menerima estafet presidensi PUIC dari Ketua Parlemen Pantai Gading.

"Sebagai tanda berakhirnya rapat ini, maka, saya nyatakan rapat PUIC General Committee ke-26 ditutup," kata Puan.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: