Komisi VI DPR Soroti Kelangkaan BBM di Balikpapan: Ironi Kota Minyak, Tapi Minyak Langka

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 22 Mei 2025 | 20:37 WIB
Gedung DPR RI. (BeritaNasional/Elvis)
Gedung DPR RI. (BeritaNasional/Elvis)

BeritaNasional.com -  Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Aimah Nurul Anam, menyoroti kelangkaan bahan bakar minyak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia menyebut hal ini sebagai ironi, mengingat Balikpapan dikenal sebagai kota penghasil minyak.

"Kelangkaan BBM di Balikpapan. Tentu ini sebuah ironi. Kota minyak, tapi langka minyak," ujar Mufti dalam rapat dengar pendapat dengan PT Pertamina di Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Politikus PDIP itu menyatakan bahwa Balikpapan merupakan salah satu kota produsen minyak terbesar di Indonesia. Bahkan, kilang minyak terbesar kedua di Indonesia juga berada di kota tersebut.

"Negara kita disuguhkan pemandangan antrean warga Balikpapan yang mengular hingga berkilo-kilometer demi membeli BBM. Mereka harus menunggu berjam-jam. Padahal, Balikpapan adalah salah satu produsen minyak terbesar," ujarnya.

Mufti mengaku heran kelangkaan BBM bisa terjadi di Balikpapan hanya karena alasan distribusi. Ia meminta penjelasan dari Pertamina mengapa distribusi bisa menjadi kendala di pusat produksi minyak itu.

"Kalau Pertamina Patra Niaga wilayah Balikpapan menyampaikan kendala distribusi sebagai penyebab, ini Balikpapan, lho, Pak. Bukan Papua. Maka alasan kendala distribusi itu tidak cukup menjelaskan," tegasnya.

Ia pun mengingatkan agar Pertamina tidak mengambil kebijakan yang merugikan rakyat. Mufti menduga ada motif tertentu di balik kelangkaan BBM tersebut.

"Biasanya ini adalah pola lama yang dilakukan Pertamina. Salah satunya mungkin karena ada rencana menaikkan harga BBM, menarik produk tertentu, atau mengganti pemain. Apa pun tujuannya, jangan korbankan rakyat, Pak—apalagi di Balikpapan," katanya.

Lebih lanjut, Mufti mengingatkan komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita bahwa pemerintah wajib memudahkan kebutuhan rakyat.

"Ingat Asta Cita Pak Presiden Prabowo: seluruh elemen pemerintah wajib memudahkan segala kebutuhan rakyat," ujarnya.

Mufti menilai seharusnya Pertamina sudah bisa mengantisipasi masalah tersebut sejak awal, agar kelangkaan BBM tidak terjadi.

"Sebagai pembantu Presiden, seharusnya kita hadir dengan segala daya dan upaya untuk menyediakan BBM yang terjangkau dan mudah diakses oleh rakyat," tuturnya.

Ia juga mengingatkan bahwa persoalan di Balikpapan bisa menjadi bom waktu jika tidak segera ditangani, karena berpotensi meluas ke daerah lain.

"Balikpapan pusatnya BBM, tapi justru langka. Bagaimana dengan daerah lain? Kalau BBM gagal di Balikpapan, itu akan jadi bom waktu. Maka kami ingin tanyakan di sini, ada apa sebenarnya dengan sistem distribusi BBM ini, Pak?" pungkasnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: