Peneliti Temukan Perubahan Sederhana Waktu Makan Berikan Efek Perlindungan Kesehatan Jantung

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Kamis, 29 Mei 2025 | 12:00 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com - Jantung salah satu organ tubuh yang paling vital. Kesehatan jantung perlu mendapat perhatian khusus sebab jantung yang tidak sehat masih menjadi penyakit paling mematikan di Indonesia.

Melansir Antara, Rabu (28/5/2025) berdasar penelitian terbaru menunjukkan perubahan sederhana dalam waktu makan dapat memberikan efek perlindungan pada kesehatan jantung. Para peneliti mencatat orang yang bekerja pada shift malam menghadapi lebih sedikit faktor risiko kesehatan jantung jika mereka hanya makan di siang hari.

"Penelitian kami mengendalikan setiap faktor yang dapat Anda bayangkan yang dapat memengaruhi hasil, jadi kami dapat mengatakan bahwa efek waktu makanlah yang mendorong perubahan faktor risiko kardiovaskular ini," kata peneliti utama Dr Sarah Chellappa.

Penelitian sebelumnya oleh tim peneliti yang sama mengungkapkan bahwa ketidakselarasan sirkadian, ketika aktivitas sehari-hari seperti makan dan tidur tidak sinkron dengan jam internal tubuh, dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular secara signifikan.

"Kami ingin memahami apa yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko ini, dan penelitian baru kami menunjukkan bahwa waktu makan dapat menjadi targetnya," kata peneliti senior Frank Scheer.

Penelitian telah menunjukkan bahwa menyelaraskan waktu makan dengan jam tubuh internal dapat membantu mengurangi risiko jantung pada mereka yang terjaga sepanjang malam, tetapi penelitian tersebut didasarkan pada uji coba pada hewan.

Guna memahami bagaimana hal itu memengaruhi manusia, para peneliti mengevaluasi 20 orang muda yang sehat dalam studi laboratorium tidur selama dua minggu di Brigham and Women's Center for Clinical Investigation.

Peserta ditempatkan di lingkungan yang terkendali, tanpa akses ke cahaya alami, jam, atau perangkat elektronik, yang secara efektif memutus hubungan mereka dari isyarat waktu. Setelah terjaga selama 32 jam untuk mengganggu jam tubuh mereka, mereka memulai rutinitas shift malam yang disimulasikan.

Selama percobaan ini, beberapa peserta secara acak ditugaskan untuk makan hanya pada siang hari, sementara sisanya diizinkan makan pada malam hari seperti yang dilakukan sebagian besar pekerja shift. Semua pekerja memiliki jadwal tidur yang sama untuk menghilangkan perbedaan apa pun karena jadwal tidur.

Para peneliti mencatat para peserta yang makan sepanjang malam mengalami peningkatan faktor risiko terkait jantung setelah shift malam.

Sementara itu, para peserta yang membatasi makan mereka pada jam-jam siang hari tidak mengalami peningkatan tersebut, meskipun mereka mengonsumsi makanan yang sama.

"Temuan ini menunjukkan bahwa makan di siang hari, meskipun waktu tidurnya tidak tepat, dapat mengurangi perubahan faktor risiko kardiovaskular dan menawarkan bukti translasi untuk mengembangkan strategi perilaku guna membantu meminimalkan perubahan yang merugikan pada faktor risiko kardiovaskular pada individu yang terpapar ketidakselarasan sirkadian, seperti pekerja shift," para peneliti menyimpulkan.

Meskipun studi skala besar diperlukan untuk mengonfirmasi efek kesehatan jangka panjang dari makan di siang hari dibandingkan makan di malam hari, para peneliti mencatat bahwa temuan studi tersebut menjanjikan.


 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: