Tidak Hanya Usia, Ini yang Harus Disiapkan Saat Anak Memasuki Lingkungan Sekolah

BeritaNasional.com - Tahun ajaran baru sebentar lagi dimulai. Anak-anak mulai memersiapkan diri memasuki lingkungan sekolah atau kelas baru.
Tapi tahukah Bunda memersiapkan anak untuk masuk ke lingkungan barunya di sekolah bukan sekadar menyiapkan kematangan usia tapi banyak hal yang perlu juga dipersiapkan.
Psikolog klinis anak dan remaja Michelle Brigitta Shanny mengatakan selain usia, banyak yang perlu diperhatikan orang tua untuk memersiapkan anak masuk ke lingkungan sekolah.
Melansir Antara, Rabu (18/6/2025) membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus diri sendiri sudah harus menjadi perhatian orang tua ketika memasukkan anak ke lingkungan akademik.
“Apalagi udah mulai masuk SD yang di mana guru itu kan udah enggak cuman perhatiin satu anak aja ya tapi banyak anak dalam satu kelas,” katanya.
Saat anak mulai masuk sekolah dasar (SD) sudah mulai harus lebih mandiri misalnya dari segi makan, butuh ke toilet sudah bisa mulai ngomong sama gurunya, memakai sepatu sendiri , dan bisa merapikan tasnya atau barangnya sendiri.
Psikolog di Vajra Gandaria ini mengatakan, keterampilan sosial juga menjadi hal mendasar yang perlu diperhatikan orang tua, apakah anak sudah bisa menjalin interaksi atau komunikasi dengan baik dengan teman sebayanya, menunggu giliran bermain dan apakah bisa mengatasi konflik-konflik sederhana saat bermain.
Interaksi anak ke guru juga perlu diperhatikan saat anak meminta bantuan dengan sopan atau cara menyapa teman sebaya.
Selain itu, perkembangan emosionalnya juga penting untuk melihat bagaimana anak meregulasi emosinya ketika ada hal yang kurang nyaman di lingkungannya.
“Apakah dia langsung nangis, langsung marah besar atau langsung nyerang temennya secara agresif ketika ada hal yang nggak sesuai dengan keinginan dia, nah diharapkan dia udah bisa belajar menyampaikan perasaan, emosi, kebutuhan, keinginannya itu dengan kata-kata bukan lagi dengan agresivitas, misalnya juga dengan cari bantuan ke orang yang lebih dewasa,” jelasnya.
Michelle mengatakan kemampuan sosial juga termasuk dengan melihat kemampuan memahami instruksi (reseptif) dan kemampuan untuk menyampaikan kebutuhan atau kemampuan ekspresif yang fungsional.
Hal ini penting karena nantinya anak bisa bercerita dengan teman, guru, serta bisa berkomunikasi sehari-hari dan menjawab pertanyaan guru atau teman.
Dengan kemampuan reseptif dan ekspresif, diharapkan anak juga bisa melakukan percakapan bergiliran dua arah, mendengarkan serta bisa meminta tolong secara verbal dengan baik. (Antara)
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 22 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 19 jam yang lalu
PERISTIWA | 22 jam yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu