Institut STIAMI–KP2MI Hadirkan Migrant Center, Perkuat Peran Kampus dalam Isu Pekerja Migran

BeritaNasional.com - Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menjalin kolaborasi dengan Kementrian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada Jumat, 20 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di Lantai 4, Kampus Pusat Institut STIAMI, Jakarta, dan dihadiri langsung oleh Wakil Menteri KP2MI, Bapak Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd, M.I.Kom, bersama Rektor Institut STIAMI, Prof. Dr. Sylviana Murni, S.H., M.Si., beserta jajaran pimpinan institusi.
Kolaborasi ini mengusung semangat penguatan pelindungan Pekerja Migran Indonesia melalui integrasi program-program Tridharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerja sama ini bertujuan memperkuat sinergi antara dunia akademik dan lembaga negara dalam menciptakan kebijakan serta praktik pelindungan yang lebih inklusif, partisipatif, dan berbasis data.
“Sebagai institusi pendidikan tinggi, Institut STIAMI memiliki tanggung jawab moral dan akademik dalam menjawab tantangan bangsa, termasuk isu perlindungan pekerja migran Indonesia. Melalui kemitraan strategis ini, kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memperkuat perlindungan, peningkatan kapasitas, dan literasi kebijakan publik bagi para pekerja migran.
Melalui penguatan Tridharma Perguruan Tinggi, Institut STIAMI berkomitmen menjadi mitra aktif dalam pemberdayaan dan perlindungan migran, dengan mengintegrasikan isu ini ke dalam kurikulum, riset, dan pengabdian masyarakat.,” ujar Prof. Sylviana Murni.
Melalui Nota Kesepahaman ini, Institut STIAMI akan mendorong berbagai program akademik yang berorientasi pada migrasi dan ketenagakerjaan global, mulai dari kuliah tematik, riset berbasis kebijakan, pengembangan modul literasi migrasi, hingga pengabdian masyarakat di komunitas purna migran.
Sebagai bagian dari komitmen ini, Institut STIAMI secara resmi mengukuhkan keberadaan Stiami Migrant Center sebagai unit kerja kampus yang akan menjadi pusat informasi, edukasi, pendampingan, dan riset mengenai isu-isu pekerja migran. Stiami Migrant Center akan menjalankan berbagai program pelatihan, literasi migrasi, advokasi hukum, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Pengukuhan ini merupakan implementasi langsung dari Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara Institut STIAMI dan KP2MI, yang mencakup kolaborasi di bidang pendidikan dan pelatihan, pertukaran data dan informasi, hingga riset kebijakan publik terkait Pekerja Migran Indonesia.
Kedepannya, Stiami Migrant Center diharapkan dapat menjadi percontohan bagi perguruan tinggi lain dalam mengembangkan pusat-pusat studi yang berpihak pada kelompok rentan, serta memperluas pemahaman mahasiswa mengenai tantangan dan peluang migrasi global.
KP2MI menyambut baik kerja sama ini dan menilai kolaborasi dengan Institut STIAMI sebagai langkah progresif dalam membangun jembatan antara kebijakan publik dan basis ilmiah di tingkat kampus.
“Kami butuh kampus untuk menyuarakan pelindungan pekerja migran secara akademik. Kami butuh mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Itulah makna strategis dari kolaborasi hari ini,” tegas Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Sebagai bagian dari kegiatan, dilaksanakan pula Kuliah Umum Nasional dengan tema “Pekerja Migran Indonesia: Dari Perlindungan ke Pemberdayaan” yang disampaikan langsung oleh Wakil Menteri KP2MI. Kuliah ini mengajak mahasiswa dan dosen memahami tantangan migrasi kontemporer, serta memperkuat peran generasi muda dalam pelindungan PMI secara holistik.
Tak hanya itu, Wakil Menteri KP2MI juga hadir sebagai narasumber dalam sesi rekaman Posthink (Podcast Stiamers Everythink), sebuah program digital kampus yang menghadirkan diskusi edukatif seputar kebijakan publik dan pembangunan nasional. Podcast ini akan ditayangkan melalui kanal media sosial Institut STIAMI untuk menjangkau audiens yang lebih luas, khususnya kalangan muda.
Melalui kerja sama ini, Institut STIAMI menegaskan kembali posisinya sebagai kampus yang tidak hanya mencetak lulusan unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu-isu nasional dan global. Inisiatif seperti ini menjadi salah satu bentuk konkret dari pengembangan kampus sebagai motor sosial transformasi.
Langkah ini juga memperkuat praktik Kampus Berdampak, dengan memberikan ruang kepada mahasiswa untuk terlibat langsung dalam program-program kemasyarakatan dan kolaborasi lintas institusi.
HUKUM | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu