Kronologi Konflik Israel-Iran hingga Berujung Gencatan Senjata

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 25 Juni 2025 | 21:30 WIB
Ilustrasi konflik Iran-Israel. (Foto/Pixabay)
Ilustrasi konflik Iran-Israel. (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin malam (24/6/2025) mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan resmi untuk melaksanakan gencatan senjata secara menyeluruh. 

Kesepakatan ini dikonfirmasi oleh kedua negara pada Selasa (25/6/2025) untuk mengakhiri perang selama 12 hari.

Berikut adalah kronologi peristiwa-peristiwa penting sejak Israel melancarkan serangan pendahuluan pada tanggal 13 Juni.

Serangan Israel Dimulai, Tokoh Penting Gugur (13 Juni)

Konflik memanas pada 13 Juni, saat Israel melancarkan serangan udara berkelanjutan terhadap beberapa lokasi di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer. 

Serangan ini dilaporkan menewaskan sejumlah tokoh militer tinggi Iran, di antaranya Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Bagheri dan Kepala Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Hossein Salami, serta beberapa ilmuwan nuklir terkemuka.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan hampir 100 rudal ke Israel tengah dan utara dalam dua serangan besar, menyebabkan kerusakan signifikan dan melukai 41 orang.

Eskalasi dan Upaya Diplomatik (14-15 Juni)

Pada 14 Juni, Israel kembali melancarkan serangan terhadap sejumlah kota di wilayah barat dan barat laut Iran. 

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah menewaskan sembilan ilmuwan dan pakar nuklir senior Iran. 

Di tengah ketegangan, Menteri Luar Negeri Oman Sayyid Badr bin Hamad bin Hamood Albusaidi mengumumkan bahwa putaran keenam perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran, yang seharusnya digelar Minggu, "tidak akan terjadi."

Donald Trump, pada hari yang sama, menyatakan telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan keduanya sepakat bahwa "perang antara Israel dan Iran harus diakhiri."

Sehari kemudian, 15 Juni, angkatan udara Israel melancarkan gelombang serangan udara baru di Iran, menargetkan lokasi rudal permukaan-ke-permukaan di bagian barat negara itu. IRGC Iran mengonfirmasi delapan komandan senior divisi kedirgantaraannya tewas dalam serangan di Teheran. 

Trump mengisyaratkan kemungkinan keterlibatan AS di masa depan, meskipun saat itu belum terlibat langsung.

Kerusakan Infrastruktur dan Korban Jiwa Terus Bertambah (16-18 Juni)

Pada 16 Juni, lembaga penyiaran negara Iran, IRIB, melaporkan salah satu gedungnya diserang dalam "agresi brutal" oleh Israel. Kepala organisasi intelijen IRGC, Mohammad Kazemi, dan wakilnya, Hassan Mohaghegh, tewas dalam serangan udara di Teheran. 

Di sisi lain, perusahaan kilang minyak terbesar Israel, Bazan, mengumumkan semua fasilitasnya di Pelabuhan Haifa ditutup sepenuhnya akibat kerusakan rudal Iran.

IRGC Iran melancarkan serangan balasan pada 17 Juni terhadap "situs intelijen utama Israel" di Tel Aviv, termasuk fasilitas intelijen militer dan Mossad. Militer Israel mengumumkan telah membunuh panglima militer tertinggi Iran, Ali Shadmani. Trump mengunggah di media sosial, mendesak "penyerahan tanpa syarat" oleh Iran.

Pada 18 Juni, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memperingatkan bahwa intervensi militer Amerika akan menyebabkan "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki." 

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan jet tempur Angkatan Udara Israel telah menghancurkan "markas besar pasukan keamanan internal Iran."

Pembicaraan Diplomatik dan Serangan Nuklir (19-22 Juni)

19 Juni menjadi saksi serangan terhadap fasilitas air berat Arak Iran oleh Israel, sementara serangan Iran di Israel selatan menargetkan fasilitas intelijen militer. 

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengisyaratkan kemungkinan keputusan Trump untuk memerintahkan serangan terhadap Iran dalam dua minggu ke depan.

Pada 20 Juni, Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, bertemu dengan mitranya dari Inggris, Prancis, dan Jerman, serta diplomat tertinggi Uni Eropa. 

Araghchi menegaskan kembali program nuklir Iran tetap di bawah pengawasan IAEA. Gideon Saar, Menteri Luar Negeri Israel, menyatakan serangan udara Israel telah menunda kemampuan Teheran mengembangkan senjata nuklir setidaknya dua hingga tiga tahun.

Ketegangan mencapai puncaknya pada 21 Juni ketika Israel melakukan serangan udara terhadap kota Isfahan di Iran tengah, rumah bagi pusat penelitian nuklir utama.

Sehari setelahnya, 22 Juni, Trump mengumumkan di Truth Social bahwa Amerika Serikat telah menyelesaikan serangan terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan. 

Trump mengatakan fasilitas nuklir utama Iran telah "dihancurkan sepenuhnya," dan serangan di masa mendatang akan "jauh lebih hebat dan lebih mudah." 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan AS sebagai "keputusan berani untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran."

Menanggapi itu, Araghchi mengatakan serangan AS merupakan "pelanggaran yang keterlaluan, serius, dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap prinsip-prinsip dasar Piagam PBB dan hukum internasional." 

Ia menegaskan Teheran "memiliki semua pilihan" untuk membalas. Wakil menteri luar negeri Iran dilaporkan mengatakan Iran akan melanjutkan pengayaan uranium. 

IRGC Iran menyatakan gelombang serangan baru menargetkan Bandara Ben Gurion di Tel Aviv dan pusat penelitian biologi.

Menuju Gencatan Senjata (23-24 Juni)

Pada 23 Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Araghchi, menyatakan "agresi yang tidak beralasan terhadap Iran tidak memiliki dasar atau pembenaran." Sistem pertahanan udara Qatar mencegat rudal di atas Doha setelah Iran melancarkan operasi militer menargetkan pasukan AS di Pangkalan Udara Al Udeid. 

Ketua Parlemen Iran Mohammad-Bagher Ghalibaf mengatakan badan legislatif bergerak menyetujui rencana penangguhan kerja sama Teheran dengan pengawas nuklir PBB, seiring meningkatnya ketegangan.

Puncaknya pada 24 Juni, Trump mengumumkan di Truth Social miliknya bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan formal untuk menerapkan gencatan senjata total, menandai berakhirnya "Perang 12 Hari." Trump mengatakan gencatan senjata akan berlangsung selama 12 jam, di mana pihak-pihak yang berseberangan akan mempertahankan sikap "perdamaian dan rasa saling menghormati."

Press TV Iran mengabarkan bahwa gencatan senjata dimulai menyusul gelombang serangan Iran terhadap Israel. Netanyahu menegaskan Israel menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Trump dan telah mencapai tujuan perangnya melawan Iran.

Kemudian, Trump mengingatkan Israel "jangan jatuhkan bom-bom itu" ke Iran, menyebutnya sebagai "pelanggaran besar" terhadap gencatan senjata. 

Menteri Kesehatan Iran Mohammad-Reza Zafarghandi melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Iran selama 12 hari terakhir mencapai 606, dengan 5.332 lainnya terluka. 

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan "berakhirnya perang 12 hari" dan mendesak semua badan pemerintah dan lembaga revolusioner untuk memfokuskan upaya mereka pada rekonstruksi.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: