TNI Tegaskan Guru dan Nakes yang Diserang OPM di Yahukimo Adalah Warga Sipil Profesional

Oleh: Bachtiarudin Alam
Senin, 07 Juli 2025 | 19:45 WIB
Korban penyerangan oleh OPM di Yahukimo, Papua. (Foto/Isimewa)
Korban penyerangan oleh OPM di Yahukimo, Papua. (Foto/Isimewa)

BeritaNasional.com - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi menegaskan bahwa para tenaga guru dan tenaga kesehatan tidak memiliki keterlibatan maupun keterkaitan organisasi dengan aparat TNI yang tergabung dalam Satgas TNI. 

Pernyataan itu dikeluarkan untuk merespons kejadian penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap para guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, yang terjadi dua kali dalam kurun waktu 21–22 Maret 2025.

“Para guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Anggruk maupun distrik lainnya di Kabupaten Yahukimo adalah tenaga profesional yang tidak berafiliasi dengan satuan tugas TNI,” kata Kristomei dalam keteranganya pada Senin (7/7/2025).

Adapun, penyerangan pertama terjadi pada 21 Maret 2025 sekitar pukul 16.00 WIT dan dilakukan oleh 10 sampai 15 pelaku. Sementara itu, penyerangan kedua terjadi pada 22 Maret 2025 sekitar pukul 07.00 WIT oleh delapan pelaku.

“Dalam insiden kedua ini, seorang guru bernama Rosalia Rerek Sogen ditemukan meninggal dunia. Peristiwa ini sangat disesalkan oleh semua pihak, khususnya TNI yang selama ini aktif membantu membangun kehidupan masyarakat Papua, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.

Rosalia bersama enam rekannya yang berprofesi guru dan tenaga kesehatan menjadi korban penyerangan di Distrik Anggruk. Diketahui, distrik yang berada di Kabupaten Yahukimo itu selama ini aman. 

Padahal, Rosalia Rerek Sogen adalah seorang yang berdedikasi tinggi dan mengabdikan diri di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Alumni Program Studi Matematika FKIP Universitas Nusa Cendana Kupang ini dikenal sebagai pribadi yang tenang, cerdas, dan sederhana. 

Rosalia wanita berasal dari Larantuka Lewotala, NTT, telah dikontrak secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten Yahukimo sejak 2021. Namun, dia harus meregang nyawa saat penyerangan oleh kelompok bersenjata OPM pada 21 Maret 2025. Tiga Rosalia juga mengalami luka berat dan 3 lainnya luka ringan setelah mendapat serangan itu. 

“Semua pihak termasuk TNI, emerintah daerah, sahabat, dan rekan sejawat turut berduka atas insiden yang mengakibatkan meninggalnya Rosalia dan mengenangnya sebagai simbol pengabdian dan ketulusan di garis depan pendidikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Yayasan Serafim bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo telah menegaskan bahwa para guru dan tenaga kesehatan yang ditempatkan di 33 distrik adalah tenaga profesional. 

Mereka telah mengikuti seluruh tahapan seleksi yang ketat dan dinyatakan layak untuk ditempatkan di wilayah tugas masing-masing. 

Penugasan pun bersifat murni untuk pelayanan publik dan tidak memiliki keterkaitan dengan aktivitas militer.

“Mereka adalah warga sipil yang bekerja secara profesional, berdedikasi tinggi, dan murni bertugas untuk melayani masyarakat dalam bidang pendidikan dan kesehatan,” tegas Kristomei.

Karena itu, penyerangan terhadap para tenaga pengajar dan kesehatan ini bukan hanya bentuk kekerasan terhadap individu. 

Namun, kejahatan kemanusiaan yang menjadi ancaman dalam upaya membangun sumber daya manusia dan percepatan pembangunan di Papua. 

“TNI bersama pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan maksimal kepada para tenaga pendidik dan tenaga kesehatan agar mereka dapat menjalankan tugas mulia tanpa rasa takut,” tegasnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: