Trump Ancam Rusia dengan Sanksi Jika Tak Setuju Gencatan Senjata dalam 50 Hari

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 16 Juli 2025 | 20:00 WIB
Ilustrasi Trump dan Putin bahas konflik Ukraina (Foto/X Sirene Oznur)
Ilustrasi Trump dan Putin bahas konflik Ukraina (Foto/X Sirene Oznur)

BeritaNasional.com -  Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan pernyataan tegas soal konflik antara Ukraina dan Rusia. Menanggapi isu yang menyebut dirinya pernah menyarankan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menyerang Moskow.

“Tidak, dia tidak seharusnya menyerang Moskow,” kata Trump pada Selasa (15/7/2025), sembari menampik bahwa dirinya akan memasok rudal jarak jauh ke Ukraina.

Trump juga menegaskan kembali sikapnya terhadap Rusia. Ia mengancam akan memberlakukan tarif serta sanksi sekunder jika Moskow tidak menunjukkan kemauan untuk menghentikan perang di Ukraina dalam jangka waktu yang ia tentukan.

“Jika dalam 50 hari kita belum mencapai kesepakatan, itu akan menjadi kabar buruk. Tarif akan diberlakukan. Sanksi lainnya juga akan diterapkan,” ujarnya saat memberikan keterangan kepada pers di Gedung Putih.

Lebih lanjut, Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyatakan bahwa meskipun telah berhasil meredakan berbagai konflik dalam beberapa bulan terakhir, perang Rusia-Ukraina masih belum menunjukkan titik terang.

“Kita akan lihat apa yang terjadi dengan Presiden Putin. Sejauh ini, saya sangat kecewa dengan Presiden Putin. Saya sudah menyelesaikan banyak konflik dalam tiga bulan terakhir, tapi konflik yang satu ini belum juga tuntas. Ini perang Biden, bukan perang Trump. Saya di sini untuk mencoba mengakhiri kekacauan ini,” tambahnya.

Menanggapi pernyataan Trump, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, menyampaikan penolakannya terhadap batas waktu 50 hari yang diajukan oleh Trump. Ia menilai pendekatan semacam itu tidak bisa diterima oleh pihaknya.

“Setiap upaya untuk mengajukan tuntutan, apalagi ultimatum, tidak dapat diterima bagi kami,” ujarnya.

Ryabkov mendorong agar upaya diplomatik diperkuat dan menegaskan bahwa Rusia masih membuka pintu untuk dialog, sejalan dengan pernyataan Presiden Vladimir Putin yang menyerukan penyelesaian konflik secara damai.

Meski demikian, ia memberi peringatan bahwa bila tak ada kemajuan dalam negosiasi, Rusia akan tetap melanjutkan operasi militernya. Ia menegaskan bahwa pendekatan ini tidak akan berubah, dan berharap pihak AS serta NATO menanggapi sikap Rusia dengan serius.

“Sikap ini tidak akan berubah. Kami berharap Washington dan NATO secara umum dapat menyikapinya dengan sangat serius,” tegas Ryabkov.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: