KKB Rekrut Generasi Milenial, Aksi Teror Semakin Brutal

Oleh: Bachtiarudin Alam
Rabu, 16 Juli 2025 | 17:16 WIB
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani (Beritanasional/Bachtiar)
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani (Beritanasional/Bachtiar)

BeritaNasional.com - Permasalahan keamanan di Papua masih menjadi perhatian serius, terutama terkait upaya pencegahan terhadap doktrin yang menghasut generasi muda untuk bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Hal itu disampaikan oleh Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani. Ia menegaskan bahwa penanganan konflik di Papua merupakan tanggung jawab bersama, dan tidak bisa dilakukan oleh Polri saja.

“Dalam konteks ini, tentu perlu ada kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan Papua. Tidak bisa hanya Polri atau TNI-Polri saja,” ujar Faizal kepada wartawan, Rabu (16/7/2025).

Faizal menjelaskan bahwa doktrin KKB kini telah menyasar generasi milenial. Menurutnya, hal ini menjadi persoalan serius karena telah terjadi regenerasi dalam tubuh KKB, yang kini aktif di sejumlah wilayah.

“Yang kami sampaikan tadi, anggota KKB yang banyak itu justru dari kalangan anak muda, generasi milenial, terutama di sekitar lima kabupaten,” ucapnya.

Lebih lanjut, Faizal menyebut bahwa lima kabupaten tempat KKB generasi muda aktif beroperasi masuk dalam bagian dari 14 kabupaten yang tergolong zona merah atau rawan serangan KKB.

“Ada kurang lebih sekitar 14 kabupaten. Operasi kami sendiri mencakup 11 kabupaten. Dari jumlah itu, ada lima kabupaten dengan intensitas gangguan yang cukup tinggi,” jelasnya.

Generasi Milenial KKB Lebih Ekstrem

Faizal juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan mencolok antara generasi KKB sebelumnya dengan generasi milenial saat ini. Salah satunya adalah tingkat radikalitas dan pola aksi teror yang lebih ekstrem.

“Generasi KKB sekarang tidak lagi mendengarkan imbauan dari tokoh agama atau tokoh masyarakat. Bahkan, mereka tetap melakukan aksi teror meskipun hari Minggu telah disepakati sebagai hari ibadah bersama,” ungkapnya.

Menurut Faizal, alasan generasi milenial bergabung dengan KKB tidak hanya soal ideologi Papua Merdeka, tapi juga dipicu oleh berbagai persoalan sosial lainnya.

“Secara umum, mereka memang bicara soal Papua Merdeka. Tapi kalau kita lihat lebih dalam, pasti ada faktor-faktor lain yang ikut memengaruhi,” ucapnya.

“Mulai dari keterbatasan lapangan kerja, akses terhadap pembangunan, dan lain sebagainya. Hal-hal inilah yang ikut menyumbang pada niat mereka untuk bergabung,” tambah Faizal.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: