Soroti Pemenuhan Gizi Dasar dan Pelayanan Kesehatan, Anggota DPR: Ibu Punya Peran Penting

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Kamis, 31 Juli 2025 | 17:00 WIB
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS Muh Haris. (BeritaNasional/istimewa)
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS Muh Haris. (BeritaNasional/istimewa)

BeritaNasional.com -  Anggota Komisi IX DPR  Muh Haris, menegaskan pentingnya pemenuhan gizi dasar dan pelayanan kesehatan yang merata. Keduanya merupakan fondasi utama dalam menyiapkan generasi Indonesia yang sehat dan tangguh menuju 2045.

Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya pada Acara Rihlah Tokoh-tokoh Perempuan Jawa Tengah yang digelar di Agrowisata Gunungsari Kopeng Kabupaten Semarang Jawa Tengah beberapa waktu lalu. 

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/7/2025) ia mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya kaum ibu dan perempuan mengambil peran aktif dalam mengawal kesehatan keluarga dan mendorong kesadaran gizi sejak dini.

“Kalau kita ingin mencetak generasi emas 2045, maka saat ini kita wajib memastikan anak-anak kita tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bergizi. Jangan sampai masa depan bangsa terganggu hanya karena urusan yang mestinya bisa dicegah sejak awal, seperti kekurangan gizi,” pintanya. 

Berdasarkan data terbaru Kementerian Kesehatan RI 2025 sebanyak 4,48 juta balita di Indonesia mengalami stunting, dengan separuhnya tersebar hanya di enam provinsi besar termasuk Jawa Tengah.

Meski prevalensi stunting nasional menurun menjadi 19,8%, sejumlah daerah justru mengalami peningkatan, bahkan ada yang mencapai angka di atas 30%.

Masih rendahnya kualitas layanan gizi dasar juga menjadi sorotan. Data menunjukkan, ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) baru mencapai 15,5% dari target nasional 65%. Sementara cakupan imunisasi dasar lengkap balita baru menyentuh 24,9% dari target 70%. Lebih lanjut, balita gizi kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi hanya 21,3%, jauh dari target 65%.

“Angka ini harus jadi alarm bagi kita semua, termasuk pemerintah pusat dan daerah, untuk segera mempercepat layanan gizi dasar. Ini bukan sekadar urusan anggaran, tapi soal keberlangsungan masa depan bangsa,” terangnya.

Ia juga menyinggung pentingnya peran Puskesmas dan Posyandu dalam deteksi dini dan tata laksana balita bermasalah gizi. Ia mendorong agar pemerintah memberikan insentif dan dukungan lebih bagi tenaga pelaksana gizi, khususnya di daerah terpencil.

Menutup sambutannya, Haris mengajak seluruh tokoh perempuan untuk menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing, mengingat perempuan adalah pilar utama dalam pendidikan gizi keluarga.

“Bila perempuan sadar akan pentingnya gizi, maka keluarga akan sehat. Bila keluarga sehat, bangsa ini akan kuat,” pungkasnya.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: